Lalu, Cheetah Mobile dan Kika Tech mengelabui sistem dan mengklaim merekalah yang menyebabkan aplikasi tertentu diunduh.
Baca Juga : Dianggap Bikin Gemuk, 5 Makanan ini Justru Bisa Turunkan Berat Badan
Praktik ini semata-mata demi mendapat persenan (install bounty), sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (28/11/2018), dari BuzzFeed News.
Diketahui, pengembang aplikasi kerap memberikan install bounty ke para mitra yang membantu penetrasi pengguna baru.
Kisarannya dari 50 sen dollar AS (Rp 7.200) hingga 3 dollar AS (Rp 43.000) per satu unduhan.
Jadi, pengembang lain dirugikan karena membayar install bounty ke pihak yang tak seharusnya menerima.
Google sebagai mitra pun dirugikan karena tak mendapat install bounty sebagaimana mestinya.
Kerugian pengguna lebih kepada pengalaman saat mencoba.
Baca Juga : Setiap Orang Punya Sel Kanker, Ketahui Faktor yang Bikin Sel Kanker Berkembang di Tubuh
Pengguna akan mendapati baterai perangkat dan data internet cepat habis, karena ada transaksi terjadi dalam sistem tanpa sepengetahuan mereka.
Selain itu, aplikasi-aplikasi bikinan Cheetah Mobile dan Kika tech juga meminta permission lain, seperti merekam pengetikan teks dan memantau aktivitas download aplikasi.
Entah data apa lagi dari pengguna yang diambil oleh dua perusahaan ini.
“Ini adalah pencurian, tak ada jalan lain untuk menjelaskannya,” kata Grant Simmons.
Saat ini, dua aplikasi Cheetah Mobile telah di-nonaktifkan dari Google Play Store, yakni Battery Doctor dan CM Locker.
Sisanya masih dalam proses penyidikan lebih lanjut. (*)
Artikel ini telah tayang di Nextren dengan judul, “8 Aplikasi Android Ini Diam-Diam Curi Data Pengguna, Total 2 Miliar Download”