Belajar dari Kasus #JusticeForAudrey, Ini Alasan Main Keroyok Enggak Menyelesaikan Masalah!

By Elizabeth Nada, Kamis, 11 April 2019 | 21:08 WIB
Ilustrasi kasus pengeroyokan seorang siswi SMP oleh 12 orang siswi SMA (dok. cewekbanget.id)

Seperti kasus di awal Februari 2018, seorang siswa MTs Maarif Ngalian Wonosobo, berinisial AEP, meninggal dunia setelah dikeroyok tiga siswa dari sekolah yang berbeda.

Pemicu peristiwa ini adalah saat korban berpapasan dengan pelaku di tengah jalan, kedua pihak terlibat perselisihan, hingga korban yang masih berada di atas sepeda motor langsung jatuh setelah beberapa kali dipukul oleh para pelaku di bagian tubuhnya yang vital. Setelah korban jatuh tersungkur, para pelaku melarikan diri. Sayangnya, saat korban dibawa warga ke rumah sakit, nyawanya tak terselamatkan.

Baca Juga : Bukan Cuma Karena Makanan, 5 Kebiasaan Ini Bikin Kita Kena Diabetes!

Ada juga kasus pengeroyokan di akhir Januari 2018, yang dialami seorang siswa SD, berinisial T, yang dikeroyok tiga temannya saat sedang bermain sepak bola. Pemicunya, karena T melakukan gol bunuh diri saat pertandingan berlangsung. Tiga orang pelaku dan lima orang dijadikan saksi karena ikut menyaksikan pengeroyokan ini. Meskipun akhirnya masalah ini diselesaikan dengan jalur damai, korban mengalami gangguan saraf setelah alat kelaminnya ditendang.

Dari beberapa kasus di atas, bisa dikatakan pengeroyokan adalah bagian dari bullying yang sudah mencapai tahap penyiksaan fisik.

Permasalahan yang jadi pemicu pengeroyokan tersebut juga bisa saja sangat sepele, tapi kemudian dampaknya sangat besar. Bahkan, yang paling parah sampai mengorbankan nyawa seseorang.

Baca Juga : Intip Manisnya 5 Fashion Anak Ramzi, Asila Maisa Saat Berada di Yogyakarta!

Penyebab terjadinya pengeroyokan jika dilihat dari sudut pandang psikologi

Menurut artinya, pengeroyokan adalah tindakan kekerasan emosi dan fisik yang dilakukan sekelompok orang kepada seseorang dengan tujuan membuat korban menjadi tidak berdaya dan tidak memiliki dukungan.

Ada beberapa teori psikologi yang bisa menjelaskan penyebab terjadinya pengeroyokan, seperti Teori Frustasi-Agresi Baru, yang merupakan modifikasi dari Teori Frustasi-Klasik Burnstein & Worschel (1962).