Awan lenticular terbentuk saat udara bergerak melewati pegununungan, sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi.
Awan lenticular memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya enggak bergerak layaknya jenis awan lainnya dan bentuknya padat.
Awan jenis ini dapat berada pada lokasi yang sama dalam periode yang lama karena dukungan udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan, yang selanjutnya terkondensasi dan menghasilkan awan.
Baca Juga: Harus Peka, 3 Kondisi Sakit Punggung Ini Bisa Jadi Pertanda Penyakit Berbahaya!
Awan ini seringkali berbentuk menyerupai lensa atau lingkaran pipih menyerupai payung persis seperti yang kita di beberapa unggahan foto maupun video yang beredar di media sosial.
Hal ini karena awan lenticular dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin. Agie mengatakan, awan jenis ini biasanya ditemui di sekitar area gunung.
Meski demikian, fenomena ini juga dapat terbentuk di atas dataran yang luas.
Karena perbedaan kecepatan angin pada berbagai lapisan akibat adanya pertemuan massa udara basah dan massa udara dingin.
“Jadi di gunung itu punya mekanisme gelombang gunung, gelombang ini salah satunya ya awan lenticular ini. Ini tipikal awan di gunung,” jelas Agie.