New Normal #HadapiCorona, Pemerintah Enggak Terapkan Herd Immunity!

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 2 Juni 2020 | 21:38 WIB
PSBB di DKI Jakarta akan berlaku besok, Jumat (10/4/2020). (megapolitan.kompas.com)

CewekBanget.ID - Belakangan ini, topik herd immunity kembali ramai dibicarakan sebagai salah satu wacana alternatif #hadapicorona di Indonesia.

Meski demikian, pemerintah merespon spekulasi ini dengan menegaskan bahwa penanganan virus corona di Indonesia enggak bakal menggunakan konsep herd immunity.

Dilansir dari Grid Health seperti diberitakan Kompas.com pada Rabu (13/5/2020), Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa pemerintah enggak menggunakan strategi herd immunity.

Nah, mengingat wacana lainnya berupa penerapan new normal di Indonesia, apa bedanya dengan herd immunity?

Baca Juga: Heboh Teori Herd Immunity Buat #HadapiCorona Apakah Sebuah Konspirasi?

Tentang Herd Immunity

Skema 'herd immunity.'

Wacana herd immunity di Indonesia sempat ramai dibicarakan beberapa bulan yang lalu dan kini kembali menimbulkan asumsi banyak orang.

Herd immunity sendiri adalah perlindungan enggak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi.

Dilansir dari Grid Health pada Selasa (2/6/2020), dalam opsi kebijakan herd immunity, individu yang rentan dan enggak memiliki kekebalan alami akan menjadi korban pertama, seperti orang lanjut usia, anak bayi yang belum diberi vaksin apa pun, individu yang kena HIV/AIDS, limfoma, leukemia, kanker sumsum tulang, gangguan limpa atau pasien kemoterapi dan radioterapi, termasuk individu dengan kelainan sistem kekebalan tubuh.

Bantahan Penerapan Herd Immunity

Menanggapi wacana tersebut, Achmad Yurianto selaku Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 membantah adanya rencana penerapan herd immunity dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.

"Pertanyaannya apakah kita pakai itu? Jawabannya tidak," ujar Yuri.

Ia juga memastikan, ke depannya strategi tersebut enggak akan digunakan.

"Tidak, tidak (ke depannya tidak digunakan)," lanjut dia.

Bantahan yang sama juga disampaikan pihak Istana melalui Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral, yang menegaskan rencana pemerintah melakukan relaksasi PSBB bukan bertujuan untuk memunculkan kekebalan kelompok.

"Tidak benar akan ada herd immunity karena protokol kesehatan tetap dilakukan. Ketika orang berada di luar pun nanti ketika pelonggaran, tidak serta merta orang keluar rumah tanpa pakai masker, berkerumun, dan tidak menjaga jarak," kata Donny.

Baca Juga: Indonesia Berdamai dengan Covid-19, WHO Peringatkan Bahaya Herd Immunity!

Beda Herd Immunity dengan New Normal

Sementara itu, epidemiolong FKM UI Pandu Riono mengaku sangsi bila pemerintah akan menempuh opsi herd immunity.

"Kalau memang ada pembiaran secara sistematik agar banyak masyarakat terinfeksi, ya bisa dianggap seperti itu. Tetapi, itu tidak mungkin karena herd immunity hanya terjadi bila lebih dari 70-80% penduduk indonesia terinfeksi dan punya imunitas yang berhasil hidup," kata Pandu Riono.

Pandu menyimpulkan, spekulasi terkait herd immunity muncul karena enggak ada edukasi pada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mudah dihasut dengan isu yang belum tentu benar.

Pandu juga menjelaskan bahwa herd immunity dan istilah new normal yang digulirkan oleh pemerintah adalah dua hal yang berbeda.

"Kalau new normal kan kalau nanti sudah dikurangi pembatasannya, maka kita akan mengadopsi perilaku hidup yang berbeda agar menekan risiko penularan virus, seperti selalu pakai masker, dan lain-lain. Itu pun akan dilakukan bertahap setelah pesyaratan pelonggaran terpenuhi," kata Pandu.

(*)