Saat isolasi diri sembari menjalani perawatan, Icha memutuskan untuk enggak menyia-nyiakan waktu dan tetap mengerjakan skripsi yang dimulainya sejak November 2019 itu hingga selesai.
Kendati demikian, dia mengaku enggak bisa secara bebas mengerjakan skripsi tersebut layaknya di rumah karena kondisinya di sana membuatnya merasa kesulitan dalam mengurus dokumen, ditambah fasilitas yang enggak memadai, sehingga ia meminta bantuan untuk mengurus hal-hal tersebut kepada keluarganya.
"Aku enggak bisa ke mana-mana, semua fotokopian, semua berkas itu di rumah, scan juga, urusan print aku harus minta bantu sama orang rumah," ujar Icha.
Enggak hanya itu, Icha juga menghadapi kendala jaringan internet karena ruang isolasi yang dihuninya sulit mendapatkan koneksi yang stabil.
Namun, pada akhirnya dia berhasil menyelesaikan dan menggelar sidang proposal secara daring di atas tempat tidur rumah sakit.
"Saat di rumah sakit, aku baru mengerjakan Bab 4 dan Bab 5 sampai ke sidang hasilnya," kata dia.
Saat dinyatakan lulus, Icha terlihat bahagia lewat penampilan potret dirinya, lengkap dengan busana jas almamater dan selempang kelulusan yang dibagikan di akun media sosial Instagram miliknya pada 13 Mei 2020.
Bahkan, tenaga medis di rumah sakit tersebut juga tampak kompak mendukung perjuangan Icha.
"Mereka (tenaga medis) nyemangatin aku dari hari-hari sebelumnya, karena aku sudah ngabarin mereka. Mereka juga sudah tahu aku ngerjain dari kemarin, aku ngadep laptop terus, mereka support sekali," kata Icha.
Kemudian pada 17 Mei 2020, Icha akhirnya dinyatakan sembuh dari COVID-19 dan diizinkan untuk kembali pulang ke rumahnya.
(*)