CewekBanget.ID -Terkadang, putus hubungan dengan seseorang membuat kita didominasi perasaan sedih, bahkan enggak terima.
Kemudian timbul dorongan untuk tetap mengecekupdatekehidupan mantan, misalnya lewat media sosial.
Keinginan untuk mengetahu apakah mantan masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, bagaimana perasaannya setelah putus, hingga apakah ia sudah punya pacar baru inilahyang kita kenal dengan istilahstalkingatau menguntit.
Baca Juga: Jangan Dianggap Remeh, Ini 4 Dampak Negatif Stalking Berlebihan. Stop Mulai Sekarang!
StalkingMantan

:quality(100)/photo/2018/12/13/3739044192.jpg)
Ilustrasi handphone
Bagisebagian orang, terutama pihak yang 'diputusin', keinginan untuk kepotentang mantan pacarnya jadi hal yang sulit dielakkan.
Kegiatan ini disebut juga dengan stalking (menguntit).
Di era digital ini, kegiatan stalking biasanya dilakukan lewat akun media sosial si mantan.
Rasanya sulit menahan godaan untuk mengetahui apakah si mantan sudah baik-baik saja hidupnya ataumalah sudah punya pacar baru.
Padahal, kegiatan menguntit mantan ini hanya memperpanjang rasa sakit hati dan stres setelah putus cinta, lho!
PengertianStalking
Drama 'When My Love Blooms'
Dilansir dari Kompas.com,menurut pakar psikologi Theresa E. Didonato, stalking bisa diartikan sebagai perasaan pengin mengejar terus menerus yangenggak diinginkan, baik secara virtual atau secara langsung.
Pada umumnya korbanstalking mengenal orang yang jadi penguntit atau stalker.
Hati-hati! Kegiatan menguntit ini bisa menimbulkan rasa takut dan menguras emosi korban, apalagi jika dilakukan secara terang-terangan dan intens.
Malah, kadangsi stalkermenuliskan komentar atau status marah dan menjelek-jelekkan korban.
Enggak jarang pulaada yang mengancam akan menyebarkan foto atau video yang bisa mempermalukan korban.
Baca Juga: 4 Cara Menghadapi Mantan yang Masih Suka Stalking Kita. Ganggu Banget!
Perasaan Terhubung
Mengapa seseorangbisa jadi stalker, ya?
Menurut Didonato, hal ini dipicu oleh kebutuhan akan keterikatan, perasaan untuk terhubung dan memiliki.
"Kebutuhan akan relasi ini biasanya dipenuhi oleh pasangan kita, sehingga ketika hubungan putus perasaan akan keterikatan itu hilang," katanya seperti dilansir dari Kompas.com.
Pihak yang diputuskanhubungannya dan menjadi stalkerjuga kerap merasa dirinya sebagai korban atau dipermainkan, sehingga rasa takut akan diabaikan itu membuat mereka enggak bisa berpikir jernih.
Stalkerjuga biasanya punya sifat obsesif dalam hidupnya, termasuk hubungan asmaranya.
Mereka tergolong orang yang narsis danenggak bisa menghargai perasaan atau batasan dari orang lain.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Cowok Masih Sering Nge-stalk Akun Mantan. Kangen?
Stop Stalking!
Tindakanstalkingmemang enggak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, apalagi jika sudah terlalu jauh dan membuat korban merasa enggak nyaman.
Tapi di sisi lain, enggak ada kriteria khusus untuk mengenali potensi seseorang menjadistalker, misalnya stereotip bahwa orang yang gemarstalkingadalah penyendiri, kesepian, atau enggak bisa bergaul.
Bahkan, para ahli menemukan bahwa penguntit rata-rata justru orang yang ramah dan menarik, sehingga orangenggak mengira ia punya obsesienggak sehat dengan mantannya.
Jadi kalau kita sudah merasa bahwakita diam-diam doyanstalkingmantan, sebaiknya segera berhenti dan cari kegiatan lain yang lebih bermanfaat, ya!
(*)