Setiap orang punya keunikannya sendiri, dan seorang teman yang baik akan mengetahui itu sehingga dia enggak akan membandingkan kita dengan orang lain atau menilai kita kurang dari orang lain.
Dia pasti enggak menggunakan tekanan pertemanan untuk membuatmu melakukan hal-hal yang kamu enggak pengin lakukan.
Kalau teman kita justru melakukan sebaliknya, sebaiknya pertimbangkan kembali hubungan pertemanan yang bisa jadi enggak sehat itu, deh.
Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Teman yang Mulut Besar. Harus Hati-hati, Nih!
Memprioritaskan Diri Sendiri
Apakah teman kita kerap datang ketika segala hal sedang terlihat baik-baik saja atau ketika membutuhkan sesuatu, namun ketika kita sedang memiliki momen yang berat, kita malah sulit menjangkaunya?
Beberapa teman bisa saja menceritakan masalah mereka sendiri sampai berjam-jam, tapi ketika sudah selesai, dia akan menanyakan kembali bagaimana kabar kita, sebelum percakapan kembali pada topik tentang dirinya.
Dia juga akan menawarkan empati untuk masalah kita, bukan justru memprioritaskan dirinya dan enggak memedulikan kita.
Mencoba Mengubah Kita
Seseorang yang mencoba mengubah hal-hal tentang kita mungkin bukan teman yang ideal.
Seorang teman yang baik paham bahwa setiap orang punya kepribadian berbeda, dan tentu akan menerima kepribadian kita.
Jika kita meminta bantuan padanya tentang sesuatu yang perlu diubah, dia mungkin akan memberikannya, tetapi menunggu diri kita bertanya dan enggak akan memintanya duluan.
Misalnya, ketika kita sedang kesulitan dalam lingkungan sosial dan pengin menjadi lebih baik dalam bertemu orang baru.
Seorang teman yang baik mungkin akan menyarankan kita untuk datang ke acara mereka berikutnya sehingga kita dapat diperkenalkan kepada beberapa teman lain di lingkungannya, namun itu enggak berarti mengubah kita tanpa diminta.
(*)