Bau Mulut & 8 Dampak Buruk Makan Daging Berlebihan Bagi Kesehatan!

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 30 Desember 2020 | 17:39 WIB
Daging merah, ikan, ayam, jamur, pasta, sebelum dimasak jangan dicuci. Berbahaya. Ada kontaminasi bakteri jahat. (liveplayeat.com)

CewekBanget.ID - Bagi sebagian orang, makan daging dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet seimbang dianggap bisa menyehatkan.

Tapi terlalu banyak makan daging, terutama daging merah seperti daging sapi dan daging kambing serta daging olahan yang tinggi lemak ternyata dapat menyebabkan efek samping enggak menyenangkan, nih!

Bukan hanya dapat memengaruhi berat badan atau ukuran lingkar pinggang, makan daging berlebih bahkan bisa meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang dan lainnya seperti berikut ini.

Baca Juga: Lebih Sehat, Ini 5 Sayuran Pengganti Daging yang Bisa Kita Coba!

Keringat Berlebih dan Bau Enggak Sedap

Makan daging terlalu banyak nyatanya dapat menyebabkan keringat berlebih.

Saat makan, tubuh harus mengeluarkan energi untuk mencerna dan memproses makanan, atau termogenesis yang diinduksi oleh diet dan sebenarnya dapat sedikit menaikkan suhu tubuh.

Sebab protein adalah yang lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat dicerna, zat gizi ini dapat memiliki efek yang lebih besar pada termogenesis daripada misalnya, sepiring spageti atau salad.

Jadi, makan steak daging dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan seseorang menjadi berkeringat lebih banyak dan kemudian bisa memicu bau badan enggak sedap.

Kelelahan

Lelah

Efek kebanyakan makan daging yang lain adalah badan terasa lelah dan mengantuk setelah makan.

Semua energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan yang banyak mengandung daging dapat membuat seseorang merasa lesu atau benar-benar mengantuk setelah makan.

Saat mencerna protein seperti dari daging, tubuh perlu memprioritaskan aliran darah ke usus, yang berarti mengalihkannya dari area lain di tubuh, termasuk otak.

Reaksi itu bisa menyebabkan rasa pening yang kadang-kadang terjadi setelah terlalu banyak makan daging.

Namun, ini juga berlaku untuk makanan enggak seimbang yang terlalu tinggi karbohidrat atau lemak, karena dapat menyebabkan insulin dan kadar gula darah melonjak.

Selain itu, beberapa jenis daging seperti daging sapi dan kalkun mengandung triptofan atau asam amino tinggi yang terkait dengan produksi melatonin, hormon manusia yang mengatur tidur.

 

Sembelit

Sakit perut

Salah satu konsekuensi dari makan terlalu banyak daging adalah kemungkinan kita makan lebih sedikit makanan lain seperti biji-bijian dan produk segar.

Akibatnya, kita mungkin merasa kembung hingga menderita sembelit atau diare karena pencernaan yang buruk.

Daging mengandung banyak nutrisi, tetapi enggak menyediakan serat dalam jumlah yang baik.

Serat merupakan bentuk karbohidrat yang enggak dapat dicerna yang penting untuk pencernaan dan pengaturan gula darah.

Tanpa serat, kita dapat mengalami gangguan pencernaan yang serius, termasuk kram dan lain-lain yang lebih buruk.

Diet tinggi serat telah dikaitkan dengan pencernaan yang lebih baik dan kesehatan secara keseluruhan.

Para peneliti percaya ini karena serat menyediakan sumber makanan yang baik untuk bakteri menguntungkan di usus, yang menghasilkan manfaat metabolisme.

Dehidrasi

Efek samping lain dari mengonsumsi makanan kaya daging yang mengandung protein adalah dibutuhkan banyak air dalam tubuh untuk memprosesnya, sehingga kita mengalami dehidrasi.

Meskipun protein sangat penting untuk kesehatan, termasuk pembentukan dan perbaikan otot, orang cenderung berpikir bahwa mereka membutuhkan lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan.

Standar angka kecukupan protein pada umumnya adalah 62-66 gram per hari untuk cowok dan 56-59 gram per hari untuk cewek.

Lebih dari itu, tubuh kita akan menggunakan lebih banyak cairan untuk membuang kelebihan nitrogen, menurut penelitian.

Jika kita enggak minum cukup air sebagai kompensasi, kita mungkin akan pingsan, pusing, atau merasakan hal lain yang enggak enak bagi tubuh. 

Baca Juga: Pandemi, Begini Cara Simpan Frozen Food Agar Aman dan Awet Dikonsumsi!

Menghalangi Upaya Penurunan Berat Badan

Jika kita mencoba menurunkan berat badan, terlalu banyak makan daging dapat memperlambat kemajuannya.

Benar bahwa diet tinggi protein dapat membantu tujuan penurunan berat badan dengan membantu kita tetap kenyang lebih lama setelah makan, dan memberikan sedikit keuntungan pada pembakaran kalori karena thermogenesis.

Tetapi, jika itu termasuk protein hewani, penting untuk diketahui bahwa jenis daging tertentu bisa sangat padat kalori.

Artinya daging mengandung lebih banyak kalori per gigitan daripada makanan lain, seperti sayuran.

Beberapa makanan dengan kalori paling banyak, termasuk potongan daging yang lebih berlemak dan produk olahan, seperti hamburger restoran, bacon, ham, dan sosis.

Jadi jika kita mencoba menurunkan berat badan, pilihlah potongan daging sapi dan unggas tanpa lemak, atau ikan, yang semuanya cenderung memiliki lebih sedikit kalori per porsi. 

Peningkatan Risiko Kanker dan Penyakit Kardiovaskular

Penelitian secara konsisten mengaitkan konsumsi daging merah dan olahan yang lebih tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, serta penyakit kardiovaskular.

Daging olahan seperti ham, bacon, sosis, dan hot dog patut disalahkan karena kebanyakan diolah dengan bahan pengawet kimiawi yang disebut nitrat.

Bahan kimia ini diketahui terkait dengan risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, ginjal, dan perut.

Baca Juga: Remaja Harus Rajin Konsumsi Daging Sapi Lho. Ini Alasannya, Girls!

Peningkatan Risiko Kehilangan Penglihatan

Konsumsi tinggi daging merah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia, penyebab kebutaan nomor satu di antara orang lanjut usia (lansia) di Amerika.

Alasan di balik hubungan itu adalah karena lemak jenuh dalam daging dianggap berbahaya bagi pembuluh darah kecil di mata.

Beberapa bahan kimia (nitrosamin) dalam beberapa daging olahan juga dianggap sebagai penyebab merusak mata.

Tulang Lemah

Dampak buruk makan daging berlebihan selanjutnya adalah tulang bisa menjadi lemah.

Pasalnya, jumlah protein super tinggi yang bisa diperoleh dari konsumsi daging dapat meningkatkan hilangnya kalsium dalam urine, yang penting untuk membangun tulang yang kuat.

Hal ini dapat dicegah dengan mengonsumsi cukup kalsium untuk sementara waktu, tetapi ini adalah sesuatu yang enggak terpikirkan oleh banyak orang saat makan terlau banyak daging atau makanan tinggi protein.

Bau Mulut

Enggak hanya bau badan, makan terlalu banyak daging juga bisa menimbulkan bau mulut yang enggak menyenangkan.

Pasalnya, makan makanan tinggi protein dan lemak dengan karbohidrat yang enggak cukup dapat menyebabkan tubuh memproduksi keton.

Keton dilepaskan melalui napas dan menyebabkan baunya seperti aseton.

(*)

Baca Juga: Ruam Kulit Gejala COVID-19 Sulit Disembuhkan? Ini Kata Ahli!