Masker Dengan Ukuran Enggak Pas
Masker yang digunakan harus pas menutupi area hidung dan mulut.
Enggak hanya itu, celah di sisi wajah juga enggak boleh besar.
Masker yang enggak pas di wajah akan membuat penggunanya sering menyentuh wajah dan masker untuk membetulkannya; di situlah efektivitas masker menjadi berkurang.
Menyentuh wajah juga bisa menyebabkan seseorang berisiko terinfeksi dan meningkatkan penyebaran kuman ketika menyentuh objek lain setelahnya.
Masker Dengan Material yang Bikin Sulit Bernapas
Plastik dan kulit adalah dua material yang membuat orang sulit bernapas, karena itu CDC enggak menyarankan penggunaan masker dengan material tersebut.
Ketika material masker membuat sulit bernapas, kita akan berusaha bernapas melalui celah masker dan membuat fungsi masker menjadi enggak optimal.
Ketika kita batuk atau bersin, tetesan atau droplet juga akan berada di sekitar masker atau menetes melalui bawah masker.
Selain itu, jika masker plastik atau kulit tersebut terlalu ketat untuk bernapas, itu akan menahan aliran udara dan membahayakan pemakai.
Masker Rajutan Renggang
Jika masker kita dapat menembuskan cahaya, maka CDC menyarankan untuk enggak memakainya.
Sama seperti masker yang enggak pas, masker yang terlalu renggang atau berbahan rajut masih memungkinkan droplet melewati celah-celahnya dan menginfeksi pengguna.
Lebih buruk lagi, masker renggang ini akan memecah droplet pernapasan menjadi lebih kecil dan bisa bertahan di udara pada periode yang lebih lama.
Baca Juga: Cara Memakai dan Menyimpan Masker yang Benar! Jangan Dikalungkan!