CewekBanget.ID - Selalu ada titik tertinggi dan terendah dalam hidup kita sebagai manusia.
Ini artinya, kita dan orang lain tentu pernah merasakan masa-masa ketika harus struggling atau berjuang menghadapi kesulitan.
Ketika melihat orang lain sedang berada dalam masa sulit, kita juga mungkin pernah merasa penasaran dengan kondisi mereka, atau terdorong untuk membantu.
Tapi caranya bukan dengan mengucapkan hal-hal berikut ini, ya. Ini malah bikin situasi lebih buruk bagi orang yang sedang kesulitan.
Bertanya, "Kenapa?"
Orang yang sedang mengalami krisis dan menghadapi kesulitan kadang hanya butuh untuk meluapkan perasaan mereka, tanpa langsung mendengarkan nasihat atau penghakiman dari pihak lain.
Jadi jangan sampai kita langsung melontarkan pertanyaan, "Kenapa?" yang terkesan menghakimi pemikiran atau perasaan mereka, ya.
Alih-alih, kita bisa bertanya dengan nada yang lebih bersimpati, seperti dengan menanyakan 'bagaimana' dan 'apa', atau 'siapa' dan 'kapan'.
Kita juga bisa memberikan pertanyaan terbuka yang enggak hanya membutuhkan jawaban 'ya' atau 'tidak', sehingga orang yang mengalami krisis tersebut dapat merasa terbantu untuk menumpahkan perasaan terdalam mereka.
Pastikan kita menjadi pendengar yang baik dan fokus pada jawaban yang mereka berikan, jadi jangan malah terlalu sibuk memikirkan cara untuk merespon jawaban tersebut.
Kadang yang mereka butuhkan bukan respon lisan dari kita kok, melainkan empati atas hal yang menimpa mereka.
Nah, yang satu ini juga jangan sampai kita lakukan, ya!
Orang yang bercerita kepada kita mungkin merasa marah, sedih, kecewa, dan sebagainya.
Meski kita barangkali merasa ada cara yang lebih baik bagi orang itu untuk menghadapi situasi, jangan pernah mengatakan dan menyuruh mereka untuk merasakan hal selain yang sedang mereka rasakan saat ini.
Misalnya, ketika musibah menimpa dan mereka merasa begitu lemah, jangan memberitahu mereka bahwa mereka seharusnya lebih kuat menghadapi situasi tersebut.
Ingat kalau perasaan apapun yang dialami orang tersebut adalah valid, supaya mereka juga sadar kalau apa yang mereka rasakan adalah sesuatu yang wajar di tengah situasi krisis tersebut.
(*)