Bahkan setelah mencoba merintis bisnis sendiri, ia selalu menemui kegagalan dan orang-orang menganggap ia hanya mengandalkan privilege keluarganya.
Ditambah lagi, setiap kali ia curhat ke pacarnya, Hema, si cowok cuma menanggapi seadanya karena ia punya masalah lain yang sedang dihadapi.
Di sisi lain, Hema juga sedang pusing dengan pekerjaannya gara-gara sering disuruh merevisi desain yang ia buat dalam waktu singkat dengan permintaan yang enggak masuk akal baginya.
Belum lagi, ia punya rencana untuk menikah dengan Starla, jadi ia mau enggak mau harus tetap mengerjakan proyek yang diberikan kepadanya agar penghasilan dan tabungannya mencukupi.
Masalah jadi makin runyam ketika desain poster yang dibuat Hema atas permintaan klien dihujat warganet, sehingga Hema emosi dan sibuk 'perang' melawan warganet sampai mengabaikan Starla.
Suatu hari, Hema akhirnya memutuskan untuk segera melamar Starla demi melanjutkan hubungan mereka ke jenjang baru.
Awalnya prospek masa depan mereka tampak bahagia dan mereka sudah menyiapkan segalanya untuk prosesi lamaran dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang tua Starla.
Akan tetapi, sebuah kesempatan karier datang di hadapan Starla yang nyaris putus asa dengan kehidupan kariernya, karena ia begitu pengin lepas dari kedua orangtuanya.
Starla enggak pengin membuang kesempatan itu begitu saja, tapi ia juga enggak mau mengacaukan segala rencananya dengan Hema hanya karena waktunya bentrok dengan tanggal lamaran mereka.
Bakal kayak gimana ya, kelanjutan kisah cinta Starla dan Hema serta kehidupan karier mereka masing-masing? Bisakah keduanya berjalan beriringan tanpa harus mengorbankan satu sama lain?
Belum lagi, tampaknya bakal ada sosok-sosok yang bikin hubungan mereka berdua goyah. Waduh!
Baca Juga: 4 Pelajaran Cinta yang Bisa Kita Dapatkan dari Film Surat Cinta Untuk Starla