Kenangan Masa Sekolah Soulvibe

By Muti Siahaan, Selasa, 17 Maret 2015 | 17:00 WIB
Kenangan Masa Sekolah Soulvibe (Muti Siahaan)

Masa sekolah selalu jadi kenangan yang enggak terlupakan buat siapa saja. Termasuk buat Soulvibe yang dikenal single Tak Bisa Menunggu ini. Band asal Jakarta yang  sekarang terdiri atas Bayu (vokal) , Handy (bass)  dan Caesar (drum), kebetulan sekolah di tempat yang sama, SMA Al Azhar - Jakarta walau pun beda angkatan.

(baca juga: Soulvibe: Jangan Pilih-piih Teman)

Salah satu pengalaman yang paling berkesan buat Handy adalah ketika dia main petak umpet di Ratu plaza. Dia bersama teman-temannya kala itu sedang kerajingan game CS (counter strike) dan karena itu juga mereka suka datang ke Ratu Plaza. Kalau yang dicari enggak ada, maka sebagai gantinya mereka mencari hiburan lain. " Ada sekitar 35- 40 anak, kita udah nentuin lantai mana aja yang bisa dipakai untuk petak umpet. Seru aja nyari dan keliling di lantai yang sebanyak itu sampai dimarahin satpam. Sampai sekarang kalau ingat itu suka ketawa sendiri," cerita Handy.

Sementara buat Caesar bukan pengalaman SMA yang seru, melainkan pengalaman waktu SD.  "Yang paling diingat adalah soal jajanan SD. Apalagi SD aku sekarang udah enggak ada karena berubah jadi kampus UAI.  Memang sih jajanan yang dulu masih ada sih, sampai sekarang. Tapi kalau ingat dulu tuh rasanya seperti tahu gejot, es cincau itu enak banget. Dan betapa dulu  jajan cuma dengan uang seribu aja udah bisa beli banyak banget .Dulu itu aku bisa beli mie bakso, bihun dan kalau ada sisa, pulang sekolah bisa beli anak ayam atau beli keong.  Belum lagi pengalaman kalau berebutan beli makanan di kantin. Tahu sendiri anak SD itu badannya masih pendek banget, dan suka kalah sama kakak kelas yang kelas enam SD. Bayangkan waktu istirahat yang pendek harus berjuang beli makanan. Pelajaran hidup untuk berjuang udah dimulai dari kantin!"

Mungkin pengalaman yang paling seru, adalah pengalaman bayu sebagai ketua OSIS. Pada masa jabatannya dia berhasil mengolkan proyek pensi  besar, Felicity  di lapangan Lebak Bulus. Bahkan dinobatkan sebagai pensi paling ramai dan pensi yang punya paling banyak bintang tamunya.  Salah satu bintang tamu yang sempat bikin heboh kala itu adalah Alam (penyanyi dandut) yang jadi penutup acara. " Dan saat malam, sekitar jam sepuluh,  massa-nya Alam udah mulai berdatangan. Semua tiket udah terjual. Akhirnya dari pada rusuh, semua gate dibuka biar fansnya Alam bisa masuk," kenang Bayu.

Untuk bisa mengolkan proyek besar ini Bayu punya tips seru nih, gimana caranya menghadapi kepala sekolah. Kalau itu dia terinspirasi dengan quote-nya film The Godfather, I'm  gonna make him an offer he can't refuse.'   Dari situ gue mikir. Kita  dan beberapa pengurus OSIS bikin penawaran yang enggak bisa ditolak. Kita bergerak underground, bikin proposal dan nyari bank dan ngegaet EO, biar orang sekolah percaya. Jadi dibantu sama yang pro. Jadi enggak main-main. Jadi begitu menghadap semuanya udah siap. Kita juga udah menyiapkan sejumlah jawaban dari berbagai pertanyaan yang mungkin bakal diajukan oleh kepala sekolah,"jelasnya.

Jangan lupa juga mengakomodir kepentingan sekolah dengan kepentingan kita. "  Waktu itu dipesan agar bikin acara yang membawa nama baik sekolah dan untuk kepentingan orang banyak. Jadi kita bikin juga acara yang melibatkan anak-anak jalanan, yayasan difabel. Bahkan mereka juga ikutan tampil di pensi."

Foto; endy- hai