Dari sebuah hasil riset yang dilakukan oleh New York Times, ternyata sekitar 80% mahasiswa di tahun pertama sering bingung dan merasa salah memilih jursan kuliah. Sementara survey di Kompas juga menyebutkan kalau 40% mahasiswa Indonesia bingung memilih jurusan dan ada juga yang akhirnya jadi drop out.
Rasanya masalah memilih jurusan dan memilih kerjaan atau karier yang pas selalu jadi masalah semua orang, ya. Makanya penting banget kalau sejak dini kita melakukan test bakat untuk mengetahui dimana bakat dan potensi kita. Ini juga yang jadi topik bahasan dalam talk show yang dilakukan oleh Test Bakat Indonesia di MOEI kemang, hari Rabu 14 Januari yang lalu. Dalam talk show kali ini tema yang diangkat adalah You Can Be Anything But Not Everything.
Menurut Jimmy Hariyanto, Director of Sales & Business Development, " Tes bakat indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang sumbe daya manusia, spesialis di pendidikan dan saat ini kita punya alat test untuk membantu anak SMP dan SMA untuk menentukan kelulusan. Kita percaya indonesia akan sangat luar biasa kalau kita tepat sasaran," jelasnya.
Tema You Can Be Anything But Not Everything sengaja dipilih ada alasannya lho. You can be anything, artinya sebagai manusia kita dikasih kapasitas untuk menjadi apa pun yang kita mau asalkan kita fokus, disiplin dan punya mimpi yang besar. Sementara But not everything adalah menjelas kalau kita ini dibatasi oleh waktu. Karena keterbatasan umur dan waktu ini juga kita enggak bisa sembarang memilih. " Kita harus memilih jurusan,karier atau masa depan, yang sesuai dengan tiga P. Yaitu, personality, passion dan potential. Kalau 3 P bisa terukur, anak indonesia jadi tetap sasaran dan negara ini bisa jadi luar biasa," tambah Pak Jimmy. Di Tes Bakat Indonesia ini juga 3P ini bisa terukur. Lewat Tes Bakat Indonesia ini kita bisa mengikuti tes selama empat jam untuk mengetahui dimana passion, bakal dan personality kita dan dari situ bisa ketahuan jurusan SMA, jurusan kuliah dan bahkan kerjaan yang pas buat kita.
Dalam talk show juga ditampilkan beberapa tokoh yang sukses dibidang masing-masing. Ada yang punya pengalaman salah jurusan sampai yang memang udah tahu passion-nya sejak awal. Seperti Gloria Agatha pemilik butik Jii yang sejak awal udah tahu kalau dia mau jadi fashion designer. " Saya udah tahu dari kecil selalu senang dengan segala yang berhubungan dengan fashion dan art. Orang tua kebetulan juga mendukung. Ibu saya bilang kalau mau jadi fashion designer saya harus ikutan les jahit," jelas cewek ini. Karena sudah tahu passion sejak kecil Gloria merasa beruntung, saat kuliah pun dia jadi satu langkah lebih maju dibandingkan teman-temanya yang suka masih bingung mencari passionnya.
Lain lagi cerita Erika Jennings. Make Up artist ini merasa telat menemukan passion. Dia dulu kuliah di Teknik industri dan sempat kerja diberbagai tempat. Namun sejak kuliah pun dia udah mulai suka merias wajah teman-temannya. " Makin kerasa passion aku, waktu kuliah di Amerika. Aku sering diminta oleh teman-teman mendandani mereka. Bahkan ketika balik ke Indonesia pun banyak yang minta didandanan,"kenangnya. Karena belum sadar passion sejak awal dan sempat salah kuliah, Erika merasa kalau dia sering merasa udah ada waktu yang terbuang sebelum dia benar-benar yakin dengan pilihan dan passion yang dimiliki.
(foto: muti)