Film-film Terbaik tentang Persahabatan (Bagian 2)

By Astri Soeparyono, Minggu, 9 November 2014 | 17:00 WIB
Film-film Terbaik tentang Persahabatan (Bagian 2) (Astri Soeparyono)

Film-film yang mengangkat tema mengenai persahabatan pasti sudah banyak dan mungkin kita juga sudah menonton beberapa dari film yang mengangkat tema persahabatan. Tapi ada beberapa film yang mengangkat tema persahabatan yang memiliki cerita dan setting yang bagus dan enggak bisa dilupain oleh penontonnya. Kita akan membahas mengenai film-film terbaik yang bertema persahabatan dan mungkin saja diantara kita pernah menonton film-film ini, atau kalaupun belum mungkin kita bisa menontonnya.

(Baca juga : Fakta Unik Film the Hunger Games)

Children of Heaven        

Film-film Terbaik tentang Persahabatan (Bagian 2)

Sebuah kisah persahabatan antara kakak-adik dari negeri Timur Tengah. Seorang anak kecil bernama Ali Mandengar (diperankan oleh Amir Farrokh Hashemian) hidup sangat sederhana di tengah-tengah keluarga bersama dengan kedua orang tuanya dan kedua adiknya. Pada suatu ketika, di sebuah tempat sol sepatu Ali bermaksud mengambilkan sepatu adik pertamanya Zahra karena selesai diperbaiki. Kemudian ketika hendak membeli kentang di sebuah warung sepatu adiknya tersebut hilang terambil oleh seorang pemulung. Ia kebingungan. Saat menceritakan kejadian itu kepada adiknya, adiknya menangis dan meminta Ali mencari sepatunya karena ayahnya tak mungkin mampu membelinya lagi. Ali berusaha mencarinya tapi enggak berhasil

Sebagai pertanggung jawabannya Ali bersedia meminjamkan sepatunya kepada adiknya (Zahra) tersebut dengan cara bergantian memakai saat sekolah yaitu dipakai Zahra pada pagi hari dan Ali memakainya di siang hari. Ini mengakibatkan Ali sering terlambat masuk sekolah dan mendapat masalah. 

The Boy in the Striped Pyjamas

Film-film Terbaik tentang Persahabatan (Bagian 2)

Diceritakan sebuah keluarga terdiri dari Ralf, seorang SS Officer, komandan Nazi, istrinya Elsa, anak perempuannya berumur 12 tahun Gretel dan anak lelakinya berumur 8 tahun Bruno. Cerita dimulai ketika sang ayah dipindahtugaskan ke pinggiran kota untuk menjadi komandan concentration camp Nazi. Bruno sedih karena ditempat itu ia enggak mempunyai teman bermain dan juga enggak diperbolehkan untuk keluar rumah. Suatu saat Bruno melihat penjara melalui jendela kamarnya.

Ia mengira tempat itu adalah pemukiman para petani, dan mereka semua menggunakan baju tidur. Padahal itu adalah penjara bagi orang-orang yahudi. Bruno sering menyelinap keluar rumahnya untuk mendekati tempat itu, hingga ia berkenalan dengan anak yahudi seumurannya berna shmuel. Mereka sering bermain bersama, walaupun dipisahkan oleh pagar listrik. Hingga suatu hari ketika Bruno ingin membantu shmuel menemukan ayahnya yang hilang. Ia membawa sekop dan mulai menggali lubang di bawah pagar listrik kamp tersebut. 

(razan, foto : wikipedia.org, moviepostershop.com)