Jangan pernah meremehkan seorang anak bayi. Meski masih kecil, anak bayi ternyata lebih pintar dari orang dewasa! Enggak hanya pintar, bayi ternyata lebih peka terhadap sekitar, mengetahui bahaya, emosi orangtua bahkan bisa mempelajari lagu sejak sebelum lahir!
Tahu enggak menurut studi, bayi bisa mengetahui hewan mana yang galak dan baik hanya dengan melihat wajah binatang tersebut. Saat dilakukan penelitian bayi dengan anjing, bayi ini ternyata bisa memberikan solusi mendekati atau menjauhi binatang sesuai pemikiran mereka dan hasilnya 100% tepat! Universitas Brigham Young, meneliti 128 bayi yang berusia 6 sampai 24 bulan. Mereka diminta melihat dua foto anjing dengan mimik berbeda. Satu foto lidahnya terjulur dan buntutnya bergoyang-goyang. Dan satu lagi menyalak dengan memperlihatkan gigi taring dengan posisi pengin menyerang. Saat bayi enggak merespon dua foto tersebut, peneliti menjelaskan tiap foto dengan meniru suara yang kira-kira dikeluarkan anjing sesuai mimik. Dan ternyata reaksi bayi sangat tepat. Mereka takut dengan foto anjing dengan gigi menyalak.
Sejak bayi, secara naluri kita menyukai pelajaran matematika. Tahun 2009, Veronique Izard dari Universitas Harvard, meneliti 16 bayi baru lahir. Mereka melakukan test sederhana dengan membuat suara 'Raaaaa' selama lima kali dan mengucapkan 'Ra' sebanyak 10 kali. Setiap suara yang dikeluarkan peneliti, mereka menunjukan beberapa kartu dengan bentuk geometri berbeda. Yaitu 5 lingkaran dan 10 segitiga. Hebatnya, bayi baru lahir ini langsung melihat jumlah kartu lebih lama sesuai dengan jumlah suara yang dikeluarkan peneliti!
Saat melakukan interview sederhana kepada bayi, para ilmuwan menemukan bahwa bayi bisa mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Agnes Kovacs, peneliti dari Hungarian Academy of Sciences, Budapest, melakukan penelitian pada 56 bayi berusia 7 bulan. Bayi-bayi ini diajak menonton kartun dengan tokoh yang mirip dengan Smurf sedang observasi bola yang menggelinding di atas meja. Karena video ini diambil dalam sudut yang berbeda, bolanya terlihat menghilang padahal ada di sudut. Bayi-bayi ini tahu kalau bolanya hilang, tapi karakter pada kartun enggak. Saat Papa Smurf datang dan tahu kalau bolanya hilang, bayi-bayi ini ikutan terkejut. Mereka menatap bagian layar kearah dan dimana bola itu menggelinding. Dari hasil penelitian ini disimpulkan, bayi-bayi ini mengerti apa yang diinginkan oleh Papa Smurf yaitu mencari bolanya. Mereka berusaha membantu Papa Smurf mencari bola itu.
Studi tahun 2013, penelitian Universitas Oregon, melakukan interview kepada grup orangtua. Setelah survey tersebut, tiap ibu menaruh anak mereka tidur dalam fMRI atau scan otak. Supaya enggak terbangun saat tidur, setiap bayi menggunakan headphone. Ilmuwan menyalakan suara laki-laki menyenangkan dalam headphone, kemudian netral dan marah. Ilmuwan meneliti setiap perbedaan pada otak bayi berdasarkan aliran darah pada otak. Dari peneliti itu terungkap kalau bayi merespon nada suara keluarga yang sedang marah dan saat bahagia. Respon ini terungkap dari reaksi otak yang lebih stress atau emosi ketika mereka mendengar suara marah.
(stefanie, foto: ign.com, giphy.com, taskus.com, tumblr)