Mi instan memang favorit banyak orang, tapi banyak mitos seputar mi instan yang membuat orang menjadi ragu untuk mengonsumsinya. Tapi apakah mitos-mitos itu benar? Inilah tiga mitos dan fakta tentang mi instan:
Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar Depertemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor, mengganti air rebusan mi instan enggak diperlukan. Ia menambahkan bahwa beberapa mi instan di Indonesia, tepung terigunya sudah mengandung asam folat yang baik untuk tubuh, dan asam folat itu justru larut dalam air, sehingga jika dibuang otomatis kita tidak mendapatkan asam folat tersebut.
Prof. Dr. Hardinsyah membantah mitos tersebut. Menurutnya, jika tubuh terasa berenergi setelah makan, berarti makanan tersebut diolah dengan baik oleh tubuh. Sebaliknya, jika setelah makan malah merasa lemas, berarti makanan tersebut enggak bisa dicerna dengan baik. Ia kemudian menambahkan, setelah makan mi instan, tubuh akan merasa berenergi, yang berarti mi instan dapat langsung diolah oleh tubuh.
Untuk lebih jelas mengetahui bahaya mi instan bagi kesehatan, kita bisa melihat langsung di: Penyakit Yang Bisa Diakibatkan Mi Instan.
Jawabannya adalah enggak baik. Karena baik nasi dan mi instan sama-sama karbohidrat. Prof. Dr. Hardinsyah menyarankan untuk meragamkan asupan makanan, misalnya, memakan mi instan dengan telur dan sayur untuk menyeimbangkan asupan protein dan vitamin.
Kita juga bisa membuat kreasi mi instan keju ala pasta, lho! Untuk resep dan cara membuatnya, klik lebih lanjut di sini.
(sumber: nationalgeogrpahic.co.id, foto: yahoo.com)