Suara Denis

By Astri Soeparyono, Kamis, 28 Agustus 2014 | 16:00 WIB
Suara Denis (Astri Soeparyono)

"Gue bawa ke UKS dulu!"

Aku mencoba membuka mata, tapi terasa berat. Tapi suara ini...aku begitu mengenalnya. Ini suara Denis.

Mataku kembali tertutup rapat. Aku pun tertidur lelap dalam gendongan Denis.

***

Begitu membuka mata, aku mencium aroma minyak kayu putih. Aku mencoba bangun dan mendapati diriku ada dalam sebuah ruangan. Aku menyipitkan mata, mencoba menerka aku ada di mana. Aku tidak memakai kacamata, jadi tidak bisa melihat dengan jelas.

"Kamu sudah bangun?"

Suara itu membuatku tersentak. Seseorang duduk tepat di sampingku. Alisku mengernyit. Apa itu Denis? Tapi dari suaranya, itu memang Denis. Aku tak mungkin salah mengenali suara orang yang diam-diam kuperhatikan selama ini.

"Maaf ya, aku bikin kacamatamu pecah. Kamu bisa lihat aku?" Denis mencondongkan tubuhnya.

"I-iya..." Aku tergeragap. Wajah Denis berada tepat di depanku, membuat pipiku memerah. Apalagi dengan suara rendahnya yang agak serak itu. Aku seperti diterbangkan sesuatu ke langit. Berada dekat sekali dengan seseorang yang suaranya diam-diam kusukai membuatku jadi tidak tenang.

"Bagus, deh. Aku punya adik yang juga pakai kacamata. Dia bilang enggak bisa lihat muka orang kalau jaraknya lebih dari 30 cm tanpa kacamata."

"Aku juga begitu."

"Ehm, kalau begitu untuk sementara kita ngobrolnya harus dekat-dekat begini." Denis tertawa. Ada lesung pipit di pipi kirinya. Manis sekali.