Obsessed

By Astri Soeparyono, Sabtu, 12 April 2014 | 16:00 WIB
Obsessed (Astri Soeparyono)

            "Ya udah, kalo gitu pinjem Karin aja kimianya!" ketus April.

            "Eh eh, kan, aku udah bilang, buku tugasku lagi dipinjem si Ghea, anak IPA 3," ujar Karin. Vino memamerkan ekspresi 'tuh-dengerin!'-nya. April hanya bisa mendesah, menggerutu dalam hati. Dia tak mau memperpanjang ocehannya dengan Vino. Akhirnya buku tugasnya pindah juga ke tangan Vino.

***

            Vino dan April sama-sama terobsesi. Bukan satu sama lain. Kalau April terobsesi pada aktor muda bertalenta super charming si Logan Lerman, Vino terobsesi oleh aktris muda paling cantik dan pintar sedunia si Emma Watson. Saking terobsesinya sama Watson, Vino sampai menyimpan ratusan lembar foto si pemeran Hermione Granger itu dalam sebuah jurnal sambil memberi tulisan-tulisan kecil di bawahnya seperti: My Future Wife, My Heart Stealer, atau My Every Night's Dream Girlfriend. Bahkan Vino juga punya cita-cita untuk nge-date bareng Emma Watson di kota kelahiran sang idola, Paris. Mungkin itu alasan kenapa dari masa awal puber sampai kelas dua SMA dia belum pernah nembak cewek. Terlalu sibuk mencari 'titisan' Emma Watson.

            April sama gilanya dengan Vino, tapi mungkin dia lebih ekspresif. Biasalah, efek fangirling. Sekali liat tampang rupawan Lerman muncul, dia bisa teriak-teriak histeris seolah dia baru saja menelan ranjau. Barangkali itu alasan mengapa Karin selalu menolak setiap kali April mengajaknya nonton film Percy Jackson. Siapa sih yang sudi ke bioskop sama orang yang rentan menjerit-jerit dan gampang panik seperti "Oh my gosh! OH MY GOSH! Look at this charming guy! Oh. Oh LOOK! He's so HOT!" begitu? Ada juga duit habis, gagal mendalami alur film, telinga bengkak karena teriakan maut dan malu pun terkantongi hasil tatapan aneh penonton lain.

***

            "All you have to do is to analyze a fiction movie based on what I've written on the board, and this assignment must be done in pairs." Mrs. Chris, guru bahasa Inggris yang super fasih dan fast dalam berbicara bahasa Inggris sedang menguraikan tugas. Tugas berpasangan? April dan Karin sudah menduga pasti akan bekerja sama. "But I want to choose the pairs randomly." Ternyata dugaan mereka melenceng.

            "Afina will be with...Bintang, Vera with Malik, Tio with Karin....." Dua per dua nama disebutkan. "And the last will be Vino and April. No complain. Work cooperatively. Well, see you in the next meeting." Mrs. Chris berlalu keluar kelas, sontak Vino dan April saling bertatapan. April menatap Vino dengan ringisan jijiknya, sementara Vino masih melongo tak percaya. Mereka berdua? Apa jadinya kerja mereka tanpa desakan-untuk-akur-berupa-amarah dari anggota kelompok lain yang tidak lagi sekelompok dengan mereka?

***

            Sesuai paparan Mrs. Chris, tugasnya mengenai film fiksi yang tentunya berbahasa Inggris. Sangat sudah pasti kalau April bakal memilih film Percy Jackson dan Vino memilih film Harry Potter.

            "Pokoknya ya, Vin, Percy Jackson itu filmnya bagus. Tentang dewa-dewa gitu. Itu, kan, fantasi fiksinya hidup banget gitu. Dan filmnya itu bener-bener menakjubkan. Jauh menanglah dibanding Harry Potter berkacamata itu," April mengajukan argumennya ketika bertemu dengan Vino di kantin siang ini.

            "Bagus apanya? Harry Potter-lah juaranya! Ada Hermione lagi! Dia, kan, cerdas, rajin belajar, cantik lagi! Karakternya itu bisa dijadikan role model buat pelajar-pelajar kayak kita ini! Pokoknya Harry Potter!" tepis Vino tak mau kalah.