Aku dikurung sejak umur 14 tahun. Waktu itu aku marah pada teman sekelasku Ria. Aku menampar wajahnya dengan penggaris. Penggaris itu lalu kutusukkan ke dadanya, hingga berdarah.
Semua orang menjerit saat itu. Aku dijauhkan dari Ria. Tentu aku heran. Padahal Ria yang salah. Seenaknya dia bilang ibuku tukang selingkuh dan wanita panggilan. Katanya dia sering melihat ibuku bersama pria yang berbeda di taman, lalu pergi bersama menuju hotel.
Semenjak aku dikurung, aku merasa kesepian. Hidupku hampa. Teman-teman juga menjauhiku. Mereka tidak pernah datang menjengukku. Mereka bilang aku menakutkan, seperti setan.
Aku sedih. Aku sendirian di kamar. Kadang-kadang saja seorang suster datang mengantar makanan. Selebihnya, aku dibiarkan sendiri. Aku pun tidak pernah sekolah lagi. Orangtuaku melarangku pergi. Mereka takut aku membuat keributan. Terlebih saat aku marah. Aku bisa membuat orang lain terluka.
Minggu pertama, aku menangis tersedu di kamar. Minggu kedua, aku lelah menangis. Minggu ketiga, keajaiban terjadi. Mungkin kalian tidak percaya. Tapi, aku melihat seseorang menembus jendela kamarku. Ia memiliki sayap di punggung. Sayapnya berwarna perak. Ia berwajah tampan, seperti Orlando Bloom.
"Ka-kau...siapa? Bagaimana bisa kau menembus...?" Aku tergagap.
"Aku Siva. Kau sedang senggang, kan? Mau bekerja untukku?" ucapnya ramah.
Tanpa sadar aku mengangguk. Bukan karena tawaran yang diajukannya. Tapi, karena senyumnya yang menawan. Senyum yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.
***
Kau percaya malaikat? Awalnya aku tidak percaya makhluk itu ada. Kupikir malaikat cuma makhluk ciptaan penulis novel fantasi. Tapi, kini aku percaya setelah bertemu Siva.
Siva adalah malaikat yang sedang dihukum Tuhan. Siva tidak menjelaskan apa yang membuatnya dihukum. Ia hanya menjelaskan bentuk hukumannya padaku.
"Tenang saja, ini semua tidak gratis. Aku akan mengabulkan satu permintaanmu. Kau hanya perlu membantuku membuat mimpi," pintanya.