Membeli Waktu

By Astri Soeparyono, Sabtu, 11 Mei 2013 | 16:00 WIB
Membeli Waktu (Astri Soeparyono)

Ika

Senyumnya akan selalu terasa seperti rumah. Tubuh tingginya selalu mengesankan pribadi yang bertanggung jawab. Gaya berjalannya selalu membuatku ingin meraih sosok kokohnya.

            Dan aku membuat kalian mau muntah dengan narasi mengerikan barusan, kan?

            Tapi sungguh, sosok itu ada. Sosok yang membuat hidupku di SMA menjadi lebih berwarna. Dia memasuki hidupku dengan sebuah senyum dan sebuah penghapus setahun yang lalu. Terkenang selalu hari itu yang berangin, yang membuat dedaunan di pohon di depan kelas XI IPA 2 bergoyang lembut.

            "Gue pinjem ya, Ka, penghapusnya ! " ucapnya saat itu, di hari ketiga kami sekelas. Senyumnya yang hangat langsung menghantamku dengan intens, membuatku terpana sesaat. Bagaimana bisa seseorang menghangatkan hatiku, lalu mendebarkan jantungku dalam sekejap?

            Aku pasti gila. Karena sekejap, dia merasuki. Menjajah lahan luas hatiku, yang meski telah berulang kali berontak, berulang kali menambur gendang perang, berulang kali menjerit tetap tak mampu mengusirnya.

            Ini jelas jatuh cintakah ?

***

            "Ikaaa!" Rira berlari kecil mengejarku. "Ikut ke kantin! Laper, nih!"

            Cablaknya teman mungilku ini membuatku selalu tersenyum, walau sudah tiga tahun aku bergaul dengannya sejak kelas sepuluh. Tingkahnya yang seperti anak-anak, kadang bisa membuat orang kesal padanya tanpa sebab. Hanya saja, aku tahu itu karena keinginannya membagi kesederhanaan caranya melihat hidup. Bahwa tidak ada masalah sebesar apa pun yang dapat menyuramkan hati dan harinya.

            "Lila mana, Ra? Bukannya bareng elo, ya?" tanyaku saat Rira berhasil menyamai langkahku, "Memang dia nggak mau makan? Diet lagi?"

            Rira angkat bahu, "Lo kayak enggak tau aja, Ka. Dia ke tempat biasa. "