My BFFs Are Not Cool

By Astri Soeparyono, Minggu, 21 April 2013 | 16:00 WIB
My BFFs Are Not Cool (Astri Soeparyono)

"Tan! Makan dulu, sini yuk!" teriak Mama dari ruang makan, mengajakku makan sekeluarga.

            "Ah, entar aja, Ma. Aku nyusul deh, nanggung," balasku kepada Mama.

Satu jam kemudian. Dan aku belum juga keluar dari kamarku yang nyaman ini.

"Haduuuh, kamu itu ngapain sih, Tan? Dari tadi sebentar-sebentar tapi enggak keluar-keluar," oceh Mama ketika masuk ke kamarku.

"Ah, lagi seru nih, Ma. Lagian aku juga enggak lapar, kok," elakku, sambil terus bermain komputer, dan cekikikan sesekali.

Mama hanya menggeleng, lalu pergi seraya berpesan, "Lihat ya, kalau sakit, jangan ngadu ke Mama."

"Iya," jawabku seadanya.

Aku Tania, seorang gadis 15 tahun, yang senang nongkrong di depan komputer. Hampir sebagian besar waktu liburanku ini aku habiskan untuk bermain komputer. Entah hanya untuk sekedar chat di Twitter, Facebook, Skype, atau kegiatan baruku, blogging.

Bermain di dunia maya ini, memberikanku kesenangan pribadi yang mungkin tidak bisa kudapatkan di tempat lain. Berbagi dengan teman-teman kerenku, dari berbagai belahan dunia. Sering kali, kami memliki hobi yang sama, yang menjadikan kami semakin sering mengobrol di dunia maya.

                                                            *

"Kamu lebay banget, sih, Tan! Kita cuma ke kafe yang biasa, pake baju keren amat," komentar Livia, salah satu sahabatku di sekolah.

Aku hanya melirik sinis ke arahnya, "Apa sih?! Ya udah, aku ganti baju aja." Aku pergi mengganti pakaianku dengan sebuah kaus oblong bergambar sablon spongebob, dan celana pendek jeans tua. "Puas?"