Seperti dugaanku, hari ini Kak Reza datang ke perpustakaan dan duduk di kursi dekat ruangan multimedia seperti biasa. Aku juga sudah meletakkan permen lollipop rasa jeruk di atas meja seperti biasa. Jika tak ada aral melintang, seperti biasanya, dia akan memakan permen itu sambil membaca novel detektif Sherlock Holmes berbahasa Inggris, kesukaannya.
Kenalkan, aku Abby. Itu bukanlah nama asliku. Nama asliku adalah Anisah Putri Lestari. Aku dipanggil dengan nama itu oleh teman-temanku karena bobot tubuhku yang sedikit lebih dari bobot normal, terutama di bagian pipi. Abby does stand for Anisah Chubby....
Aku sekarang memang sedang kasmaran. Aku jatuh cinta pada seniorku yang dua tingkat di atasku. Dua minggu lalu aku kagum melihatnya berpidato dalam Bahasa Inggris dalam rangka lomba debat Bahasa Inggris yang diadakan oleh sekolah kami. Rasa kagum itu berubah menjadi lebih saat aku menemukannya sedang sendirian di ruang musik dan bermain piano sambil menyanyikan salah satu lagu kesukaanku, Leaving on a Jet Plane.
Sudah seminggu ini di jam istirahat aku rajin ke perpustakaan hanya demi memberikannya setangkai lollipop rasa jeruk setiap harinya. Aku pasti sudah gila. Kak Reza cepat atau lambat pasti akan curiga. Entah apa yang ada di pikirannya saat dia menemukan lollipop jeruk itu. Untuk sehari dua hari, dia pasti akan mengira permen itu hanyalah barang ketinggalan. Tapi untuk seminggu berturut-turut, dia pasti mengira ada seseorang yang diam-diam menguntitnya tanpa mampu bertatap muka langsung. That's me....
Kak Reza masih sibuk membaca novelnya. Hari ini dia akan lebih lama di perpustakaan. Guru Matematika yang mengajar di kelas Kak Reza sedang keluar kota dan hanya akan menitipkan tugas. See! Aku sekarang bahkan terlihat seperti psycho.
Tak sampai 10 menit kemudian kak Reza meraih lollipop yang 'kupajang' di sana. Yes! Ya, pada kenyataannya dia memang hanya menerima lollipop itu, tapi entah mengapa lega yang kurasakan saat ini yaitu seperti kak Reza sedang menerima perasaanku. Absurd....
***
Pagi ini aku berjalan dengan senyum terkembang menuju kantin. Aku berniat untuk membeli beberapa tangkai lollipop jeruk untuk Kak Reza hari ini.
"Bu, ada lollipop yang jeruknya?" tanyaku sambil mengaduk-aduk toples yang berisi penuh lollipop dengan berbagai rasa, tapi belum menemukan warna yang kucari.
"Wah, kebetulan kalau yang jeruk memang habis dari kemarin sore, Dek. Kalau rasa yang lain sih masih ada," kata ibu kantin dengan sedikit murung. Mungkin beliau ikut sedih dengan ekspresi syok yang kuhasilkan beberapa saat yang lalu.
Aku menutup toples itu. Sedikit menunduk ke ibu kantin, lalu berjalan ke luar dari kantin dengan wajah murung.
"Honey!" suara laki-laki terdengar dari sisi belakangku. Sepertinya sedang memanggil seseorang.