Benny dan Jessie

By Astri Soeparyono, Jumat, 10 Agustus 2012 | 16:00 WIB
Benny dan Jessie (Astri Soeparyono)

Halo.

Namaku Jessie. Pendek sekali, kan? Aku tinggal di sebuah ruangan persegi yang biasa kalian sebut "kamar tidur." Lantai berkarpet, dinding biru pudar, langit-langit rendah, dua jendela persegi bertirai putih yang tak pernah berubah semenjak aku selesai dibuat setahun silam.

Penciptaku adalah seorang perempuan tua berleher panjang yang senang menggulung rambutnya menjadi satu tumpukan kecil di belakang kepala. Dan karena rambutnya yang keriting, aku memanggilnya dengan sebutan Nyonya Berambut Keriting. Aku tidak pernah mempunyai kesempatan untuk mengetahui namanya.

Nyonya Berambut Keriting memiliki seorang gadis kecil. Tasia namanya. Dia manis, berambut legam, dan berlesung pipi. Dia sangat memahamiku meski aku tak pernah buka suara.

"Kabar baik, Jessie," katanya hari itu. "Ibu membuatkanmu teman."

Teman?

"Mau lihat?"

Tentu saja.

Tasia tersenyum sesaat, lalu memperlihatkanku sebuah makhluk kecil berbulu cokelat tua di tangan kirinya.

"Aku menamainya Benny."

Nama yang bagus. Aku suka.

Gadis kecil itu menghela napas dan meletakkan Benny di samping kananku. Tangan kami dibiarkan saling bersentuhan.