Indonesia Menjadi Negara Rehabilitasi Hutan Terburuk Di Dunia!

By Marti, Minggu, 29 Juni 2014 | 16:00 WIB
Indonesia Menjadi Negara Rehabilitasi Hutan Terburuk Di Dunia! (Marti)

Berita menyedihkan ditulis oleh situs Mashable. Kabarnya, Indonesia kini menggeser negara Brazil sebagai negara rehabilitasi terburuk di dunia. Hutan di Indonesia sangat penting, bahkan dianggap sebagai paru-paru dunia yang bisa menyeimbangkan alam. Masalah ini enggak hanya mengancam dampak global warming saja, tapi juga ekosistem hutan seperti binatang dan tumbuhan langka yang dilindungi.

Tahun 2011 lalu, pemerintah mendeklarasi melakukan rehabilitasi hutan lebih baik. Tapi hasil studi menunjukan kabarnya usaha pemerintah hanya mempengaruhi sedikit dari program yang dijanjikan. Studi yang dipublis oleh jurnal Nature Climate Change, menemukan bahwa kerusakan hutan paing besar adalah antara tahun 2000 sampai 2012, dimana hutan yang tersebar diseluruh Indonesia hilang 6,2 juta hektar setiap tahunnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan membuktikan bahwa Indonesia menyumbang terbesar nomor tiga dalam emisi gas greenhouse ke seluruh bumi.  

Kalau hutan tetap terjaga, emisi gas jahat ini bisa tersimpan dan diserap dengan baik oleh tumbuhan yang ada di hutan kita. Pohon terbukti bisa menyerap karbon dan gas metan berbahaya dan mendaur ulang menjadi sumber oksigen yang sangat sehat. Dengan menebang pohon hasilnya suhu global dunia semakin bertambah panas soalnya karbon dan metan tersebut lepas di atmosfir bumi.

Studi juga menyimpulkan kalau kerusakan hutan semakin besar sehingga Indonesia bisa menjadi ancaman besar sebagai salah satu penyumbang global warming bumi. Dipimpin oleh beberapa ilmuwan yang bekerja pada Departemen Kehutanan yang bekerja sama dalam penelitian tersebut dengan Universitas Maryland. Kerusakan hutan ini diakibatkan oleh perkebunan kelapa sawit, penebangan pohon untuk bahan baku kayu dan pertambangan. Yang bikin sedih hutan di Indonesia diestimasikan terdapat spesies langka yang enggak akan ditemukan di tempat lain yaitu 10% jumlah jenis tumbuhan, 12% mamalia dan 17% burung.

(stefanie, foto: oxfordandpark.com)