Kennedy Lugar YES: Segudang Pengalaman Tak Terlupakan

By , Selasa, 25 Maret 2014 | 16:00 WIB
Kennedy Lugar YES: Segudang Pengalaman Tak Terlupakan (cewekbanget)

Bisa mengalami rasanya jadi siswa di SMA di Amrik, merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Ini bisa terwujud bila kita mengikuti program Kennedy-Lugar  YES (Youth Exchange and Study). Selama setahun kita akan tinggal di keluarga Amerika dan belajar jadi siswa SMA setempat. 

"YES ini adalah salah satu program favorit kami karena setiap tahun kami menganjurkan semua anak SMA di indonesia dengan berbagai latar belakang geografis yang berbeda untuk ikutan. Setiap tahun ada sekitar 80-85 anak SMA yang ikut," jelas Scott E Milgroom, Assistant Cultural Attache dari kedutaan besar Amerika.  Dan untuk tahun ajaran  2015/2016 proses pendaftaraan sudah mulai sejak Maret hingga tangga 13 April 2014.

Ken Ayu Miranthy, Egalita Irfan dan Dwinia Emil merupakan tiga dari alumni yang beruntung terpilih program YES. Mereka sepakat kalau ikutan YES ini adalah satu pengalaman yang enggak terlupakan. Dan enggak perlu khawatir dengan kemampuan bahasa Inggris lho. Yang penting kita bisa berkomunikasi sedikit karena disana secara enggak langsung akan belajar dan setelah pulang pastinya bahasa Inggris akan makin lancar.

Selain bahasa Inggris makin lancar, pengalaman mengikuti sistem pelajaran ala siswa Amrik. Seperti cerita Ega yang bilang kalau dia sengaja mengambil mata pelajaran yang enggak pernah dia dapat di SMA-nya di Bandung. "Aku mengambil marching band soalnya aku pernah belajar musik," jelasnya. Ega yang ditempatkan di Dublin Ohio juga merasa kalau sistem pelajaran di Amrik memberikan panduan untuk siswanya memilih jalur yang diminati setiap siswanya. Ega yang dulunya enggak berpikir untuk jadi diplomat, gara-gara sering presentasi jadi kepikiran betapa pentingnya memberikan penjelasan dengan baik soal Indonesia karena banyak orang yang belum tahu soal indonesia.

Pengalaman lain juga dirasakan oleh Emil. Dia merasa jiwa sosialnya jadi terasah selama satu tahun tinggal di Amrik. "Yang aku lihat berbeda antara masyarakat Indonesia dan Amrik adalah semangat jadi relawan," ucapnya. Karena ini juga Emil setelah kembali ke Indonesia tergerak untuk membuat gerakan sukarelawan yang menurutnya bisa dilakukan oleh siapa aja, termasuk oleh remaja.

Sementara Ayu yang dulu di tempatkan di Plymouth Minnesota merasa kalau dia banyak mendapatkan ilmu dari pelajaran after school (atau ekstrakulikuler). "Dia sana itu semua orang kalau melakukan sesuatu sungguh-sungguh. Kalau mereka mau jadi atlet ya berlatih sampai jago banget. Pelatihnya juga selalu nanya ke setiap orang, apa target kamu. Kita jadi diajarkan untuk bisa bikin target jangka," jelasnya.

Kalau tertarik untuk punya pengalaman seru seperti tiga alumni YES ini, silakan mendaftar  liat chapter yang ada di masing-masing kota.  Silakan klik ke websiteb Bina Antarbudaya yah.

(muti)