Fakta Ilmiah Dan Dampak Kekerasan Bullying Pada Manusia

By Marti, Selasa, 27 Mei 2014 | 16:00 WIB
Fakta Ilmiah Dan Dampak Kekerasan Bullying Pada Manusia (Marti)

Girls, bullying ternyata punya dampak buruk bagi manusia. Fakta ilmiah menemukan bukti peran bullying atau kekerasan pada manusia. Supaya kita lebih sadar soal bullying baca ulasan wajib kali ini ya.

Kalau sejak kecil seseorang sudah dibullying oleh lingkungannya, menurut penelitian ia memiliki resiko melakukan kekerasan atau kelainan seksual saat dewasa. Studi yang dilakukan oleh Center for Disease Control dan Universitas Illinois menemukan bukti korelasi saat penelitian mereka. Peneliti juga menemukan masalah akan semakin buruk saat korban bullying menjadi dewasa dan bergaul ke arah yang salah karena bentuk depresi mereka. Sifat dendam yang ada dalam pikiran mereka akan terus menghantui sehingga ia salah mengorientasikannya dengan kekerasan seksual.

Ternyata, bullying berpengaruh pada ekonomi suatu negara. Saat negara mengalami krisis bullying atau pelecehan seksual, mereka akan menggunakan anggaran untuk menangani atau membentuk pusat krisis. Amerika Serikat, sebagai salah satu negara terbesar untuk kasus bullying, menganggarkan $158 milyar setiap tahun. Anggaran ini digunakan untuk pemberantasan bullying, membuat saluran telfon untuk masyarakat, kampanye dan pusat rehabilitasi korban dan pelaku. Dengan fasilitas yang sangat memadai, pemerintah bisa menghentikan bullying di sekolah. Sehingga anak-anak atau remaja enggak perlu bolos sekolah karena takut di bullying teman sekolahnya. Amerika sendiri mencatat, selain bolos banyak anak atau remaja yang putus sekolah akibat bullying.

Hati-hati girls, bullying enggak hanya berdampak negatif untuk korban saja. Tapi juga pada si pelaku bullying. Bullying bisa meningkatkan resiko depresi pada anak dan remaja. Karena biasanya korban merasa kurang percaya diri dan merasa enggak aman. Hasil penelitian juga menemukan orang dewasa yang memiliki masalah mental rata-rata merupakan korban atau pelaku bullying. Korban bullying biasanya menderita anxiety atau cemas berlebih dan agoraphobia yaitu takut keluar rumah dan serangan panik yang hebat. Sedangkan pelaku biasanya akan memiliki masalah mental yang sama seriusnya. Mereka bisa terkena sindrom power, narsisme bahkan merasa enggak puas akan sesuatu.

Hasil penelitian yang diungkapkan tahun 2013 lalu, orang dewasa yang lulus kuliah dan merupakan korban bullying lebih sulit mencari pekerjaan. Mereka biasanya suka menahan atau sengaja melewatkan prospek pekerjaan mereka karena rasa kurang percaya diri. Mereka juga sering salah dalam mengatur finansial sehingga hidup dalam kemiskinan. Salah satu penyebab utamanya adalah biaya konsultasi pada psikologi untuk menyembuhkan mereka dari luka dan bayang-bayang bullying.

Duh! Katanya nih, bullying sangat sulit dihentikan. Walau sudah melakukan kampanye tapi menurut Universitas Arlington belum cukup. Studi mereka pada Journal of Criminology, dilakukan pada 7.000 anak di 195 sekolah yang berbeda dengan atau tidak dengan program anti bullying. Ternyata, sekolah yang menggunakan prosedur anti bullying lebih tinggi terjadi kasus kekerasan daripada yang tidak. Menurut mereka program ini kurang kuat dan berpengaruh bagi siswa, karena korban umumnya berada di bawah ancaman dan tertutup. Hanya beberapa orang yang berani mengadukannya ke pihak sekolah.