Cewek-cewek ini memang menakjubkan. Di usianya yang masih sangat muda, mereka mampu melawan semua keterbatasan dan hambatan hingga akhirnya berhasil. Serta menjadi inspirasi untuk kita semua. Meski seberat apapun halangan yang dihadapi, selama berusaha dengan keras, maka kita pasti akan berhasil. Mereka adalah beberapa contoh nyata yang sangat menginspirasi.
Girls, kenalan dengan Paloma Noyola Bueno, yuk. Usianya baru 12 tahun dan dia tinggal di daerah pembuangan sampah di Meksiko. Sehari-hari, Paloma harus bekerja membantu orangtuanya menjual besi tua dan makanan di pinggir jalan. Tapi jangan salah. Paloma berhasil meraih skor 921 di tes SAT Meksiko. Bahkan majalah Wired menjulukinya sebagai The Next Steve Jobs.
Meski mengalami keterbatasan ekonomi, Paloma enggak pernah menyerah dalam belajar sehingga tumbuh menjadi cewek yang sangat pintar. Semoga saja Paloma mendapat kesempatan untuk terus belajar sehingga kecerdasannya enggak sia-sia. Mengingat pendidikan di lingkungan tempat tinggalnya tidak mendukung dengan baik, seperti fasilitas sekolah yang seadanya dan keterbatasan ekonomi. Bahkan ada dua orang teman sekolah Paloma yang menghilang begitu saja.
Pahlawan bisa berupa siapa saja, termasuk cewek berusia 16 tahun asal Pakistan ini, Malala Yousafzai. Malala memang sangat vokal, terutama dalam memperjuangkan pendidikan untuk anak perempuan di Pakistan. Dia sudah menjadi aktivis sejak tahun 2008, sewaktu berusia 11 tahun, tepatnya ketika ayahnya mengajaknya ke kota Peshawar dan melihat perempuan di sana tidak boleh sekolah. "How dare the Taliban take away my basic right to education?" ujar Malala dalam salah satu konferensi.
Namun pemerintah Pakistan tidak bisa terima dengan pendapat Malala. Akibatnya, dia ditembak ketika berada di bis sekolah dalam perjalanan pulang ke rumah tahun 2012 lalu. Meski begitu, Malala enggak meneyrah. Cewek yang sekarang tinggal di Inggris dan menjadi nominasi Nobel Perdamaian ini terus aktif memperjuangkan pentingnya pendidikan untuk perempuan. What an amazing girl.
Malala bukan satu-satunya pahlawan dari Pakistan. Hina Khan, 17 tahun, juga enggak henti-hentinya memperjuangkan pendidikan untuk perempuan di Pakistan, tepatnya di distrik Swat, daerah tempat tinggalnya. Sejak umur 13 tahun, Hina sudah aktif jadi aktivis perjuangan pendidikan. Akibatnya, dia dan keluarganya diancam pemerintahan setempat sampai harus pindah ke Islamabad tahun 2008 demi alasan keamanan. Tapi, mereka terus mendapat ancaman hingga sekarang.
"Aku enggak bisa ke sekolah, aku enggak bisa keluar rumah, aku bahkan enggak bisa pergi ke pasar sejak diancam. Aku hanya berharap kami akan baik-baik saja," curhat Hina. Semoga Hina dan keluargannya bisa kembali mendapatkan ketenangan dan enggak berhenti berjuang, ya.
Pemerintah melarang cewek Afganistan mengendarai kendaraan bermotor, tapi sekarang mereka menemukan cara lain untuk tampil setara dengan cowok. Yaitu bermain skateboard. Hal ini bermula dari lembaga non-profit Skateistan tahun 2007 yang didirikan oleh Oliver Percovich dan awalnya hanya ada tiga skateboard. Mereka pun melatih grup kecil yang umumnya terdiri dari anak-anak dan perempuan untuk bermain skateboard.