Kota Mati dan Tidak Berpenghuni

By Astri Soeparyono, Kamis, 16 Mei 2013 | 16:00 WIB
Kota Mati dan Tidak Berpenghuni (Astri Soeparyono)

Jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kita datangi memang selalu membuat penasaran dan pasti menyenangkan. Tapi, hati-hati kalau ternyata tempat tersebut ternyata sudah tidak berpenghuni lagi. Di beberapa negara, terdapat kota mati yang sudah tidak berpenghuni dan ditinggalkan oleh penduduknya. Kota mana saja ya? Hiiii..

 

Kolmanskop adalah sebuah kota mati di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908, terdapat padang pasir yang didalamnya bisa ditemukan berlian. Karena berlian itu terciptalah kota yang makmur. Sampai di tahun 1950 pada Perang Dunia I, jual beli berlian terhenti. Pada saat itu, Kota Kolmanskop terkubur oleh pasir yang menjadi tempat mata pencaharian penduduk.

 

Kota besar di daerah Ukraina Utara yang bernama Prypiat merupakan perumahan para pekerja di kawasan nuklir Chernobyl. Setelah terjadi bencana nuklir Chernobyl yang menelan 50.000 jiwa, kota ini hanya menjadi bagian dari sejarah Uni Soviet.

 

Di sebelah utara Taiwan, terdapat sebuah kampung yang futuristik. Kota ini pada awalnya dibangun sebagai tempat peristirahatan yang mewah bagi orang kaya. Namun, setelah terjadi banyak kecelakaan fatal karena bangunan yang tidak memadai, proyek pun dihentikan di tengah jalan.

 

Kota Craco mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit berombak dan hamparan pertanian gandum. Daerah yang terletak di Basilicata provinsi Matera ini pada tahun 1891 mengalami permasalahan sosial dan kemiskinan yang membuat para penduduk putus asa. Dengan kondisi pertanian yang buruk dan sering terjadi bencana alam, para penduduk pun berimigrasi masal ke kota lain.

 

Perkampungan kecil di Perancis ini sangat mengerikan. Selama Perang Dunia II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai pembalasan atas perlakuan Perancis. Menurut kesaksian orang-orang yang selamat, para lelaki dimasukkan ke dalam gudang dan ditembak. Sedangkan perempuan dan anak-anak ditahan di gereja. Sampai saat ini, reruntuhan kota ini masih ada sebagai saksi kejamnya peristiwa tersebut.

 

Kota kecil di Rusia ini hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Para penduduk yang masih bertahan terpaksa berjuang untuk mendapatkan air, makanan, dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan berbagai alasan para penduduk yang masih bertahan harus segera keluar dari kota tersebut dan pindah ke tempat lain. Hingga kini, Kota Kadykchan masih berdiri dan menjadi kota mati.

 

Kota ini merupakan daerah yang tidak diakui oleh Republik Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974, daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famugasta. Baru pada tiga dekade terakhir, kota ini telah ditinggalkan dan menjadi kota mati. Hampir selama 34 tahun kota ini dibiarkan dan tidak ada perbaikan sejak Turki menginvasi Cyprus.

(atifa, foto: namibia.org, flickr.com, raredelights.com, englishrussia.com)