Sejarah Sepatu Doctor Martens

By Sekar, Kamis, 23 Mei 2013 | 16:00 WIB
Sejarah Sepatu Doctor Martens (Sekar)

Siapa yang enggak kenal sama sepatu yang satu ini? Sempat memiliki masa kejayaan era 1990-an, kini Docs menempel pada kaki jutaan orang. Modelnya yang klasik dan terkenal sama solnya yang khas, bikin Docs disukai sama fashionista. Enggak heran juga kalau sepatu populer ini masuk dalam daftar 50 sepatu yang mengubah dunia.

Docs adalah sepatu merek British yang mempertahankan kesan klasiknya. Sepatu ini juga identik sama remaja British sejak tahun 1960-an dan sudah menjadi ikon di dunia. Dulu, sepatu ini jadi must have fashion item buat kaum skinhead dan punk, sub-kultur yang lahir di London, Inggris, pada era itu.

Docs jadi alat buat memperlihatkan sikap menentang dari para pekerja atau kelas pekerja yang melalui ekonomi sulit. Awalnya desain sepatu ini memiliki 20 lubang tali atau yang lebih dikenal sama eyelet. Kadang eyelet jadi obsesi dan kesukaan tersendiri buat orang yang memilikinya.

Meskipun populer sebagai ikon sepatu British, pencipta sepatu ini datang dari Jerman, lho. Dia adalah seorang dokter tentara bernama Klaus Martens sewaktu perang dunia ke-dua. Dia menderita cedera engkel sewaktu main ski. Klaus merasa boots miliknya lebih nyaman dipakai selagi dia dalam masa penyembuhan cedera.

Selagi memnyembuhkan kakinya, Klaus mendesain ulang boots miliknya. Dia menggunakan kulit hewan yang lebih lembut dan sol sepatunya terbuat dari ban mobil jadi lebih terasa empuk buat berjalan. Enggak disangka, boots yang didesain Klaus di masa depan mendapat sambutan hangat dan penjualannya melonjak tinggi.

Suatu ketika, Klaus bertemu teman lamanya semasa kuliah, Dr Herbert Funck. Klaus bertemu Herbert di Munich pada tahun 1947. Dia tertarik sama sepatu yang didesain Klaus dan mereka bersama-sama membuat desain baru. Mereka mengganti beberapa material biar lebih nyaman dipakai.

Enggak memakan waktu lama, sepatu ini populer di kalangan cewek dan ibu rumah tangga. Selama 10 tahun pertama, 80% penjualan Docs didominasi sama cewek berumur 40 tahun. Hmmm, kalau sekarang sih dari anak SMP sampai bapak-bapak juga enggak aneh kalau pakai sepatu ini. He-he-he.

(lana/sekar, foto: afp/)