Awalnya kita dan si dia cuma berteman baik. Kita sering curhat soal masalah sehari-hari dan kadang ngobrolin hal random. Kadang kita, si dia dan teman-teman lainnya juga jalan bareng. Lama-lama ada perasaan yang beda sama si dia. Kita sadar dia cowok yang asyik dan banyak hal yang bisa dikagumi dari dia. Waduh, kayaknya kita jatuh cinta sama sahabat sendiri!
Namanya juga bersahabat, pasti enggak ada lagi yang namanya awkward waktu jalan bareng. Perasaan yang kita baru sadari ini bisa saja mengubah suasana pertemanan sama si dia. Kita perlu tetap menjaga keadaan biar kayak biasanya.
Kita memang sudah lama enggak dekat sama cowok, kebetulan si dia adalah cowok terdekat yang kita punya saat ini. Keadaan ini juga bisa kita manfaatkan, lho. Coba perhatikan curhatan-curhatan dia, apakah dia lagi dekat atau suka sama cewek atau enggak. Selain itu, kita juga bisa mengenali perasaannya dari gerak-geriknya ke kita.
Buat kita yang berani dan terbuka soal perasaan, enggak ada salahnya buat mengatakan hal ini. Apalagi buat yang sudah terlalu lama memendam perasaan sama sahabat cowok, tentu kita butuh kejelasan. Tapi ingat, pernyataan kita ini bakal memberikan efek buat hubungan persahabatan kita dan si dia nantinya.
Well, ternyata dia enggak punya perasaan yang sama kayak kita. Tentu kita sedih dan ngerasa malu akan hal ini. Biar bagaimanapun juga, kita perlu mengembalikan persahabatan kita dan si dia kayak sebelumnya. Tetap jadi sahabat yang menyenangkan dan terbuka buat si dia. Kita enggak bisa memaksakan perasaan, kan?
Dia bukan cowok satu-satunya yang kita kenal. Kalau kita pesimis sama perasaan ini, mendingan kita cari cowok lain buat dijadikan gebetan. Move on proses alami, kok. Seiring waktu kita bisa menemukan cowok yang bisa membalas perasaan kita.
(lana, foto: huffingtonpost.com)