Waspada Kekerasan Dalam Berpacaran (Part Two)

By Marti, Senin, 3 Maret 2014 | 16:00 WIB
Waspada Kekerasan Dalam Berpacaran (Part Two) (Marti)

Kalau merasa yakin kita adalah korban kekerasan, cobalah untuk berani keluar untuk kebaikan kita sendiri. Untuk memulainya, cek dibawah ini.

Kalau ragu berkomunikasi dengan orangtua, kita bisa melakukannya dengan sahabat. Cari waktu luang dan cerita senyamannya kita. Minta dukungan penuh mereka untuk mencari pertolongan dan ikut menjaga kita dari ancaman pelaku.

Setelah lega curhat ke sahabat dan berhasil menenangkan diri, saatnya maju ketahap tersulit. Sahabat enggak punya kekuatan untuk menolong kita 100%. Orangtua dan Guru adalah pilihan tepat, karena lebih paham tindakan dan jalan keluar lebih baik. Kalau orangtua kita marah, wajar. Hati mereka pasti terluka pas tahu anak mereka diperlakukan enggak baik oleh orang lain.

Lupakan kejadian buruk yang menimpa kita. Cari kegiatan positif untuk membangun rasa percaya diri dan mengalihkan pikiran kita. Kita bisa hangout dengan sahabat, orang tua atau kakak dan adik.

Yang sudah terjadi, anggap sebagai pelajaran kita. Enggak usah berlarut-larut dengan keadaan, karena akan buat kita semakin terpuruk. Lakukan aktivitas lebih baik dan cari suasana yang baru agar lebih bersemangat.

Ketika kita berusaha keluar dari lingkaran ini, kita harus berani bertahan. Biasanya, abuser punya cara sendiri dan tetap melanjutkan aksi kekerasannya terhadap kita. Pelaku bisa menjelek-jelekan kita dibelakang agar kita malu, dan bikin pelaku merasa senang. Pelaku juga bisa nekat melakukan hal apapun, bahkan menjadi stalker kita!. Untuk mencari celah mendekati kita kembali. Oleh karena itu dukungan orang tua dan orang sekitar sangat penting.

Kita harus bijaksana dalam memilih dan melanjutkan hidup dengan baik. Ayo, semangat!.

(Stefanie, foto : capitaleap.org)