Di Amerika, pembajakan mampu menggerus keuntungan hingga USD 8 triliun. Usai penjualan digital makin marak, para penikmat kini mulai meninggalkan rilisan fisik. Jelas, fakta ini sangat membuat para musisi khawatir. Termasuk Taylor Swift. Ini dia komentarnya soal pembajakan dan album fisik.
(Baca juga: Taylor Swift Daily Style)
"Ada yang banyak memprediksi penurunan drastis penjualan musik merupakan bagian dari sirkulasi ekonomi saja. Tetapi aku tidak percaya. Buatku, rilisan album merupakan jiwa dan hati seorag musisi. Beda kalau berbicara soal label, jelas larinya akan ke pasar. Pembajakan, unduh gratis hingga streaming telah membunuh penjualan album. Dan setiap musisi harus menanggung beban ini," tegasnya.
Salah satu cara efektif yang mungkin ditempuh para musisi saat ini adalah melepas rilisan gratis baik single utama maupun mini album. Tetapi, di sini nilai dari kerja keras seorang musisi jadi hilang dan sama sekali tidak membekas.
Menurut Swift, fenomena rilisan gratis cukup memberikan keresahan. Karena hal tersebut sangat mewakili keputusasaan seorang musisi yang digempur dengan dilema soal pembajakan dan tetek bengeknya.
"Dalam beberapa tahun terakhir, mungkin kita menemukan banyak sekali musisi yang memutuskan untuk memberikan karya mereka secara gratis. Namun saya harap, mereka sadar betapa berharganya karya mereka dan mereka berhak untuk meminta bayaran," tegas Taylor.
(Baca juga: Taylor Swift, Betah Diam di Rumah Kalau lagi di Nashville)
"Musik adalah seni dan seni adalah penting dan jarang. Hal yang jarang dan penting punya nilai yang sangat tinggi. Dan nilai yang sangat tinggi berhak mendapatkan bayaran. Ini cuma opiniku saja, tidak ada musik yang gratis," tambahnya.
Kesadaran yang dirasakan Swift mungkin mewakili jutaan musisi yang berjuang di jalan yang sama. Tinggal bagaimana mereka mencari celah untuk menembus barikade yang kini dikuasai oleh pembajakan.
(Baca juga: Inspirasi Headband Lucu-lucu Taylor Swift)
(adhie/hai, foto: moejackson.com)