12 Years A Slave: Ketika Manusia Hanya Sebagai Alat

By , Kamis, 20 Februari 2014 | 16:00 WIB
12 Years A Slave: Ketika Manusia Hanya Sebagai Alat (cewekbanget)

Pada tahun 1841 di Saratoga, New York, seorang laki-laki kulit hitam bernama Solomon Northup tinggal bersama istri dan kedua anaknya dengan damai. Ia adalah orang kulit hitam yang lahir dengan kebebasan dan merupakan musisi terpandang di kotanya. Semua berjalan baik-baik saja sampai ia menemukan dirinya dijual ke pasar perbudakan oleh dua orang yang mengaku seniman dan ingin bekerja sama dengannya.

Solomon dijebak dan diculik ketika ia dan dua seniman tersebut pergi ke Washingston DC. Ia dibuat mabuk dan esok paginya ia bangun dengan tangan dan kaki yang sudah dirantai. Sejak itu ia menjadi budak selama 12 tahun lamanya di negara bagian Louisiana dan namanya berubah menjadi 'Platt'. Dalam 12 tahun itu ia mengalami perlakuan paling hina yang manusia pantas dapatkan dan ia juga sempat berpindah-pindah tuan. Di majikan yang pertama, yaitu William Ford, Solomon diperlakukan dengan baik dan karena ia adalah orang yang cerdas, ia pun jadi salah satu kesayangan Mr. Ford. Namun karena suatu hal, Solomon harus dipindah-tangankan ke Edwin Epps, seorang pengusaha kapas. Di sinilah ia mengalami penyiksaan sebagai budak.

Setelah 12 tahun yang panjang dan penuh siksaan, Solomon bertemu dengan seorang tukang kayu dari Kanada bernama Bass. Ia menceritakan latar belakang kehidupannya yang sesungguhnya. Bass pun berjanji akan menolong Solomon untuk keluar dari situasi sulit ini. Bass menepati janjinya dan akhirnya Solomon dibebaskan dengan bantuan Mr. Parker, yang menjadi sahabatnya di New York. Setelah itu, ia pun kembali ke keluarganya dan meneruskan perjuangan untuk memberantas perbudakan.

Film yang dibuat berdasarkan cerita nyata ini bikin kita semakin mengerti tentang sejarah perbudakan di Amerika pada saat itu. Kita bisa melihat bagaimana kaum kulit hitam benar-benar dianggap rendah apabila mereka tidak memiliki 'sertifikat pembebasan'. Dari segi alur cerita, kita akan dibawa 'bolak-balik' dan ini justru membuat cerita jadi semakin menarik.

Kalau kita termasuk cewek yang suka dengan film yang bercerita tentang sejarah, pasti nonton ini enggak akan bosan dan ngantuk di tengah-tengah film. Hi-hi-hi. Asaaal...kita musti siap mental dan tissue ya buat nahan air mata. Karena ada beberapa adegan penyiksaan yang bisa dibilang cukup sadis sekaligus bikin terharu.

Chiwetel EJiofor - Solomon Northup

Michael Fassbender - Edwin Epss

Lupita Nyong's - Patsey

Sarah Paulson - Mary Epps

Benedict Cumberbatch - William Ford

Brad Pitt - Samuel Bass

(audrey, foto: dok. Summit Entertainment)