Girls, suka baca serial Harry Potter? Tentunya sudah akrab dong dengan nama J.K. Rowling? Penulis kenamaan asal Inggris ini kembali menghibur kita dengan novel terbarunya yang berjudul The Cuckoo's Calling. Di novel ini, Rowling keluar dari zona nyamannya dengan menulis novel kriminal berbau detektif yang jauh banget dari dunia fantasi Hogwarts.
Novel ini bercerita tentang Cormoran Strike, seorang veteran perang yang beralih jadi private detective, dengan sebelah kaki diamputasi, dan mengalami masalah keuangan. Ketika pusing memikirkan masalah uang ini, Cormoran ditawarkan untuk menyelidiki kasus kematian seorang supermodel, Lula Landry, yang jatuh dari balkon apartemennya. Meski polisi sudah memutuskan ini sebagai kasus bunuh diri, pihak keluarga Lula merasa ada kejanggalan di kematian ini.
Di buku sepanjang 520 halaman ini kita diajak untuk mengikuti petualangan Cormoran dan asistennya memecahkan kasus kematian Lula. Kita berkesempatan mengenal para saksi dan ikut menebak-nebak, siapa tersangka sebenarnya? Hebatnya novel ini, meski mengambil setting modern, cerita yang diangkat masih berpatokan kepada pattern cerita detektif kuno yang sistematis, prosedural, dan deduktif. Mengingatkan kita kepada cerita detektif kuno tapi tetap seru untuk diikuti.
Awalnya, novel ini hadir dengan nama penulis Robert Galbraith. Rowling sengaja menggunakan nama pena ini karena ingin lepas dalam menulis tanpa dibayang-bayangi kesuksesan Harry Potter. Namun, Leila S. Chudori, penulis Indonesia sekaligus fans berat Rowling, punya pendapat sendiri tentang hal ini, seperti yang diungkapkannya di launching terjemahan The Cuckoo's Calling edisi Indonesia hari Kamis, 19 Desember 2013, di Vin+ Senayan Arcadia.
"Dunia novel detektif ini ketat banget dan umumnya didominasi oleh cowok. Sejak abad 19, kita sudah mengenal penulis detektif seperti Arthur Conan Doyle dan Edgar Allan Poe, serta di masa modern sekarang seperti James Patterson dan lain-lainnya. Cerita detektif ini jumlahnya ribuan sehingga saya rasa ini juga alasan Rowling memakai nama pena agar bisa diterima di kalangan yang sangat ketat ini," ujar Leila.
Sebenarnya, Rowling sendiri enggak mau ketahuan sebagai penulis The Cuckoo's Calling ini, girls. Berita ini menyebar dengan cepat ketika tanpa sengaja agen yang membawahi Rowling memberitahu istrinya tentang siapa itu Robert Galbraith dan berita pun menyebar dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya Rowling mengaku sebagai Robert Galbraith.
Pengin membaca kisah ini, girls? Tenang, edisi terjemahannya sudah ada, kok. Edisi terjemahan ini secara serentak akan dirilis di seluruh Indonesia pada hari Minggu, 22 Desember 2013. Untuk yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, bisa ikut acara launching yang diadakan Gramedia dan komunitas Indo Harry Potter di Toko Buku Gramedia Gandaria City.
"Untuk launching nanti akan diberikan buku gratis kepada 100 pengantri pertama. 100 pengantri berikutnya mendapat diskon 75%, 100 berikutnya 50% dan 100 berikutnya 25%. Selain itu, kita juga mengadakan Cracking The Cuckoo's Calling Code. Setiap tim terdiri dari 3 orang berperan sebagai detektif harus memecahkan kode yang disebar di seluruh Gandaria City," jelas Ismanto Hadi dari komunitas Indo Harry Potter.
"Menerjemahkan The Cuckoo's Calling merupakan beban tersendiri bagi saya, karena nama besar Rowling, fansnya yang sangat banyak, dan terjemahan serial Harry Potter yang bagus banget. Namun, saya senang mendapat kesempatan ini," aku Siska Yuanita, editor Gramedia sekaligus penerjemah buku ini.
Rencananya, buku ini akan dijadikan sebagai serial, jadi begitu selesai membaca buku ini, kita masih harus menunggu kelanjutannya, girls.
(iif)