Girls, sudah tahu kan kalau tanggal 12 Oktober nanti, akan ada acara Estafet Story Challenge yang diadakan oleh Thumbstory (social media yang berbasis pada cerita pendek keluaran Gramedia Majalah).
Nah, dalam acara Estafet Story Challenge ini akan ada 12 orang penulis sebagai peserta membuat sebuah cerita bersambung secara online dalam waktu 24 jam. Di antara keduabelas orang peserta ini, dua di antaranya adalah Hilbram Dunar dan Ruth Pricilia.
Kedua penulis berbakat ini punya genre yang berbeda jadi hasil tulisan mereka nanti juga akan menampilkan ciri khas masing-masing. Sebelum melihat hasil tulisan mereka di acara Estafet Story Challenge nanti, kita kenalan dulu sama mereka berdua yuk!
Cewek kelahiran Jakarta, 12 April 1991 ini sangat mengidolakan J. K. Rowling dan Dewi Lestari. Terjunnya Ruth sebagai penulis berawal dari hobinya membaca novel. Ruth pertama kali mencoba menulis waktu dia masih kelas dua SMP. Waktu itu, Ruth belum mampu kalau harus membeli novel terus-terusan. Akhirnya, penulis novel Grey Sunflower dan Rainbow and Ocean ini pun memutuskan untuk mencoba menulis novel sendiri, supaya punya stok buku bacaan.
"Karena tidak punya laptop atau mesin tik, aku akhirnya menulis tangan. Belum juga selesai, novel pertamaku itu sudah dibaca teman-teman sekelas. Eh, saat pelajaran sedang berlangsung, salah satu temanku yang sedang membaca novelku ketahuan sama guru yang paling galak di sekolah. Langsung, deh, novelku diambil," cerita Ruth.
Yang pasti, penulis yang sangat suka menulis novel bergenre romance dan fantasy ini selalu merasakan perasaan yang luar biasa saat sedang menulis. "Aku merasa seperti seorang presiden. I can do anything, be anything, and decide everything!" tutur penulis yang pengin buku-bukunya difilmkan ini.
Nama penulis buku Plastic Heaven dan Main Hati ini terlebih dulu dikenal sebagai MC di TV dan penyiar radio. Tapi ternyata Hilbram punya bakat menulis yang luar biasa, lho. "Bagi aku, menulis itu menyembuhkan dan menggandakan rasa," tuturnya.
Dalam menulis, Hilbram banyak terinspirasi oleh novel karya Djenar Maesa Ayu dan Dewi Lestari. Dia juga suka banget cerita fiksi bergenre romance. Hilbram ngaku enggak punya cara khusus dalam mencari ide untuk menulis. Baginya selama ada rasa cinta dalam hatinya, pasti ada cerita untuk ditulis. "Yang penting bagi saya, apa yang saya tulis bisa memberi arti pada orang yang membacanya," katanya.
(aisha, foto: dok. pribadi)