Semenjak diumumkan rencana hingga peresmian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), masyarakat di Indonesia memang cemas. Tetapi kecemasan utama dari sebagian besar masyarakat, bukanlah harga BBM itu sendiri, melainkan efek yang akan menyebar ke berbagai biaya kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah biaya angkutan umum yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kenaikan harga angkutan umum, malah beresiko membuat masyarakat menilai bahwa kredit kendaraan bermotor lebih murah daripada mengeluarkan ongkos angkutan umum atau Trans Jakarta. Jika hal ini terbukti benar, tentu saja jalanan Jakarta yang sudah sangat terkenal dengan kemacetannya ini, dengan mudah akan lebih penuh dan macet dari biasanya.
Meskipun pemerintah telah meresmikan harga angkutan umum naik menjadi Rp. 3000,- Gubernur DKI Jakarta, menarik usulan untuk menaikkan tarif Bus Trans Jakarta, yang sebelumnya direncanakan jadi Rp. 5000,-. Hal ini merupakan respon dari pemikiran tentang resiko masyarakat berpindah ke kendaraan pribadi.
Menurut kompas.com, Joko Widodo ingin membuat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum. "Kita ingin mendorong masyarakat untuk naik ke transportasi massal," katanya di depan gedung Balaikota Jakarta hari ini, 26 Juni 2013. Tentu saja hal ini hanya dapat diwujudkan dengan tidak menaikkan harga angkutan umum yang dimiliki oleh pemerintah, yaitu Trans Jakarta.
Kenaikan harga BBM ini adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan oleh pemerintah. Jika dana negara memang dialihkan untuk sesuatu yang lebih berguna dan membantu yang lebih membutuhkan, rasanya enggak ada salahnya untuk belajar berhemat supaya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kan? Kalau kamu, lebih memilih BBM lebih murah, atau belajar lebih bijak menerima yang bisa dinikmati bersama?
(uswatun, foto: behance.net)