Mengubah Kebiasaannya Buruk Cowok

By Astri Soeparyono, Jumat, 2 Agustus 2013 | 16:00 WIB
Mengubah Kebiasaannya Buruk Cowok (Astri Soeparyono)

Tanpa dia tahu, kita kadang suka kesal dengan kebiasaan buruknya, seperti sering berantakan, enggak terbiasa mengembalikan sesuatu ke tempatnya semula, dan kebiasaan kecil lainnya.

Memang, sih, sebagian besar kebiasaan buruk itu dilakukan tanpa dia sadari, tapi justru kebiasaan seperti itulah yang suka membuat kita emosi.

Sebenarnya, kita bisa mengubah kebiasaan tersebut tanpa dia tahu. Hal ini lebih ke mengubah sudut pandang kita terhadap kebiasaan-kebiasaan itu. Dengan melakukan hal ini, kita bisa mengurangi frekuensi berantem karena terus-terusan mengomentari kebiasaannya dan dia yang enggak bisa berubah.

Selain kebiasaan buruknya yang membuat kita kesal, dia pasti punya kebiasaan baik, kan? Biasanya kita terlalu fokus pada kebiasaan buruk dan mengabaikan hal baik yang pernah dilakukannya. Jika kita terus memuji dan fokus ke kebiasaan baiknya, lama-lama dia akan menyadari kebiasaan buruk itu dan mengubahnya tanpa harus kita suruh.

Mengajak dia ngobrol di sepuluh menit terakhir pertandingan bola atau ketika dia lagi bareng teman-temannya pasti akan membuat dia marah. Perhatikan kapan mood dia sedang dalam keadaan bagus. Dekati dia dengan perlahan-lahan dan fokuskan perhatian di masalah ini. Setidaknya, dia sedang dalam mood bagus untuk mendengarkan saran ktia.

Nada bicara penting banget diperhatikan ketika mendiskusikan hal sensitif ini. Meskipun kesal, hindari nada tinggi dan membentak. Daripada menyalahkan dia atas kebiasaan buruknya ini, kenapa enggak membuat dia mengerti bahwa kebiasaan itu sangat mengganggu?

Ketika kita sudah menyampaikan semua keberatan, sekarang saatnya dia memberikan alasan mengapa dia melakukan kebiasaan butuk itu. Enggak ada salahnya, kok, mencoba melihat hal ini dari sudut pandang dia.

Kompromi merupakan jalan tengah yang bisa kita lakukan. Kita mungkin saja masih belum bisa menerima win win solution ini, tapi jangan terus-terusan mendesaknya. Untuk mengubah kebiasaan memang butuh waktu karena dilakukan secara bertahap.

(iif. foto: mirror.co.uk)