Beda sama masa sekarang, dulu banyak banget teknologi yang jadi kendala buat pacaran. Tapi, nyatanya orangtua kita langgeng-langgeng saja, tuh. Malahan sampai menikah. He-he-he. Kita juga bisa belajar dari pacaran jaman dulu, dengan teknologi yang ada sekarang. Yuk!
Karena terhalang jarak, pacaran LDR enggak seindah sekarang yang bisa diakali sama skype dan adanya aplikasi chat. Sebelum banyak orang yang punya telepon, surat jadi satu-satunya jalan keluar. Meski jarang bertemu, isi surat yang bisa berhalaman-halaman itu jadi penyambung perasaan. He-he-he. Pelajaran yang bisa diambil, kita sama pacar bisa tetap saling percaya, meskipun jarang berkomunikasi. Kalau saling sayang, pacar enggak akan ke mana-mana.
Telepon pacar enggak ada tantangannya, soalnya kita bisa nelpon ke nomor handphone-nya dan langsung diangkat sama dia. Kalau jaman dulu, sih, kita harus berani nerima resiko yang angkat telepon bukan dia. Soalnya, dulu cuma ada telepon rumah. Bisa saja yang mengangkat telepon ayahnya atau ibunya. Di sini, kita belajar soal keberanian dan inisiatif. Kalau nelepon gebetan yang sudah jelas ke handphone-nya saja masih takut, gimana kalau harus menelepon ke rumahnya kayak jaman dulu?
Karena enggak ada handphone, kita enggak bisa membatalkan atau menggeser janji seenaknya. Apalagi kita membatalkannya dalam waktu minus beberapa jam sebelum ketemu, enggak mungkin. Dari cara janjian yan kayak gini, kita diajarkan keteguhan hati dan ketepatan waktu. Kadang ada orang yang nawarin janjian setelah kita punya janji sama pacar. Terpaksa deh, kita batalin janji sama pacar. Kalau hal kayak gini terjadi jaman dulu, yang ada kita malah bikin dia nunggu enggak jelas.
(lana, foto: mbike.com)