Kesuksesan Tulus merilis dua album solo mandiri nggak cuma menghadirkan pundi-pundi pemasukan. Pertumbuhan fanbase-nya juga semakin pesat terutama mencakup usia remaja.
But, Tulus isn't a person who divides them into number of groups. Ia enggak memandang atau bahkan membatasi siapa yang berhak menikmati karya-karyanya meski dalam kenyataan ia makin dikenal dari pensi satu ke pensi lain.
"Dulu gue pernah mikir musik yang gue bawain ini masuk ke kategori usia berapa. Tapi setelah dipraktetin, dunia nggak sesempit itu. Bahkan pas Java Jazz, ada sepasang kakek nenek yang minta gue buat perform dua lagu di depan mereka. So, world doesn't seem so that small buat gue," katanya.
Paradigma yang meluas itu yang membuat Tulus sadar kalau ia punya modal yang besar, basis fans di Tanah Air. Dan ini yang nggak disia-siakan oleh dirinya terlebih statusnya sebagai pendatang "baru enggak baru" melekat erat dirinya.
"Buat gue, fans itu adalah CD player. Kalau gue CD-nya, mereka pemutarnya. Jadi tanpa mereka, CD gue nggak ada apa-apanya," jelas Tulus.
Layaknya sebuah padi, makin disiram, makin meninggi. Dengan karirnya solo indienya yang terus meroket, Tulus akan selalu dinanti oleh semua orang yang memandang musik enggak selamanya fisik. Well-noted!
(adhie/hai, foto: hai)