Tulus: Mengubah Pengalaman Bullying Jadi Musik

By Astri Soeparyono, Rabu, 19 Februari 2014 | 16:00 WIB
Tulus: Mengubah Pengalaman Bullying Jadi Musik (Astri Soeparyono)

Membuka diri, Muhammad Tulus Rusydi alias Tulus mengakui kalau semasa kecilnya dulu, ia pernah menjadi sasaran kekerasan teman-temannya. Yap, meski berbadan bongsor, pelantun Teman Hidup ini enggak bisa lepas dari kenangan buruk saat menjadi salah satu korban bully.

  Salutnya, ketika yang lain merasa dendam atau trauma karena sempat menjadi korban, justru cowok berdarah Minang ini tetap bisa memetik hikmah dan memandang sesuatunya dengan lebih positif. Kenangan buruk itu pun malah bisa menjadi sebuah karya terbaik yang membawa nama Tulus semakin bersinar di belantika musik Tanah Air.

"Biar orang-orang mengenal kata 'gajah' itu merupakan bagian cerita dari masa kecil saya. Ada masa dimana saya nggak dipanggil nama saya. Dan saya dipanggil gajah. Dulu sih kayak ngerasa di-bully," ungkap Tulus di acara peluncuran album keduanya, Rabu (19/2).

Alhasil sebutan 'gajah' yang nempel di Tulus malah menjadi identitas baru dalam album yang juga menyimpan kenangan panjang Tulus, bukan hanya masa kecil tetapi masa-masa bersama teman, pacar, dan juga orang-orang tersayang di rumahnya pun dituangkan dalam album bersampul biru tua itu.

"Semua itu akhirnya bisa jadi energi positif bagi saya. Karena masa depan masih panjang, jadilah saya jadikan itu (bully) sebagai kenangan," katanya.

Wah ini sih balas dendam terbaik, dan tertulus, sih!

(sobri/hai, foto: hai)