Bercerita tentang Miko (Raditya Dika), cowok yang percaya bahwa cinta itu menuntut orang untuk berubah dan enggak pernah bisa menerima orang apa adanya. Ketika ia merasa pasangannya berubah, itu tanda untuk putus. Dan, itulah yang ia rasakan saat ini bersama Putri (Anizabella Putri Lesmana), pacarnya.
Untuk menghibur dirinya yang sedang galau, Miko pergi ke kafe untuk tampil sebagai stand up comedy. Sebelum berangkat, ia enggak sengaja menemukan kardus berisi 21 barang mantan gebetannya yang seharusnya sudah dibuang Mas Anca (Hadian Saputra). Miko membawa kardus tersebut bersamanya dengan niat untuk membuangnya nanti.
Gara-gara salah satu penonton yang asyik pacaran dan punya panggilan ayah-bunda, Miko ingin meyakinkan penonton lainnya kalau cinta itu selalu menuntut. Untuk mendukung argumennya itu, ia membawa barang-barang mantan gebetannya ke atas panggung, dan menceritakan kisah unik di baliknya. Apa saja ya cerita dibalik barang peninggalan 21 mantan gebetannya itu?
Terinspirasi Dari Barang Mantan
Raditya Dika, selaku penulis naskah skenario dan aktor utama, mengaku ide membuat cerita tentang cowok dan barang-barang mantannya ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya.
"Ide yang timbul ketika Mas Aris (Salman Aristo, scripwriter dan sutradara film) ngajakin saya untuk bikin film monolog, film yang isinya ngomong doang. Saya setuju. Nah, kalau bikin cerita yang bagus, kan, harus berawal dari kegelisahan. Jadi waktu itu saya lagi pindah rumah, dan saat pindahan ketemu barang mantan yang ketinggalan di rumah, terus saya masukin ke kardus. Terus, saya mikir kegelisahan saya itu. Gimana kalau bikin cerita tentang cowok yang harus menceritakan barang-barang mantannya di atas panggung ke banyak orang. Dan, saat bercerita itu dia jadi belajar soal hubungan (percintaan) yang dialaminya. Akhirnya kita sepakat membuat skenarionya," beber Raditya Dika di konferensi pers film ini Rabu, 5 Juni lalu.
Ide itu pun berkembang. Tokoh utamanya adalah Miko, tokoh dari serial komedi yang dibuat Raditya yang ditayangkan di Kompas TV dan YouTube. Filmnya enggak lagi berformat monolog, melainkan hybrid, gabungan antara film monolog dengan film feature naratif pada umumnya.
Konsep film hybrid serta artistik yang unik membuat film produksi KG (Kompas Gramedia) Studio ini jadi istimewa. Unik karena hampir semua set dan propertinya di film dibuat dengan bahan dasar kardus. Mulai dari hape, alat musik, lemari baju, sampai mesin ATM. Ricardo Marpaung, penata artistik film ini mengatakan konsep ini memang enggak mainstream, tapi tetap terlihat cantik dan menarik.
"Proses pra-produksi seperti pembuatan kardus-kardus itu cukup lama, sekitar enam bulan. Yang sulit adalah membuat adegan hujan, kalau set-nya pakai kardus pasti basah dong kalau kena air. Akhirnya setelah diobrolin kita memutuskan adegan hujan menggunakan plastik," jelas Ruben Adrian, produser film ini.
Film ini juga dimeriahkan oleh sebuah lagu berjudul Cinta Dalam Kardus yang dinyanyikan oleh Endah & Rhesa. Penasaran pengin ngikutin kisah Miko dan 21 mantan gebetannya? Nantikan di bioskop tanggal 13 Juni nanti. Selamat terharu dan tertawa bersama Miko, gals!
(isma, foto: dok. KG Studio)