Tim Indonesia kembali membuat gebrakan dalam 2nd Asia Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) 2013 yang dilaksanakan pada 13-20 Mei di Palembang, Sumatera Selatan. Mereka berhasil menyumbangkan 3 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu.
APCYS merupakan kompetisi presentasi karya ilmiah tahunan bagi para siswa sekolah menengah tingkat Asia Pasifik. Ajang ini pertama kali diadakan tahun 2012 di
Palangkaraya, Indonesia. APCYS lahir dengan tujuan membangkitkan iklim penelitian dalam diri generasi muda Indonesia. Dengan tingginya minat meneliti di kalangan muda, diharapkan karakter unggul dari proses meneliti bisa dicapai.
Putrie Rizki, berhasil menyumbangkan satu medali emas dalam kategori Environmental Science lewat penelitiannya yang berjudul Activated Carbon from Musa paradisiaa Waste as Ammonia (NH3) Removal in Polluted Water. Penelitian Putri mejelaskan kemampuan sampah kulit pisang mengakitifkan karbon yang bisa membersihkan zat ammonia dalam air sungai yang tercemar.
Dionisius Hardjo Lukito dan Natasha Kristie. Penelitian Dion yang berjudul Integrated Thermoelectric Generator menjelaskan soal cara mengonversi energi panas matahari menjadi energi listrik menggunakan Integrated Thermoelectric, sebuah alat yang ia ciptakan sendiri. Sedangkan riset Natasha, Mimosa pudica Linn as Anti-bacterial Agent menceritakan soal kegunaan daun putri malu yang mampu menjadi penangkal bakteri E-coli pembuat diare.
APCYS 2013 diikuti oleh 79 peserta dari 9 negara. Monika Raharti, M.Si selaku President of APCYS 2013 mengaku bangga atas pencapaian yang didapat peserta Indonesia.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs. Widodo, M.Pd, mengatakan bahwa pencapaian ini membuktikan bahwa putera-puteri daerah tidak bisa dipandang remeh. Mereka terbukti bisa bersaing baik dengan peserta dari negara lain.
(atifa, foto: dok. APCYS 2013)