Teknologi memang milik setiap orang tanpa peduli jenis kelamin. Namun faktanya sejauh ini, cewek di negara berkembang 25% lebih jarang online dibandingkan dengan cowok. Enggak hanya itu banyak sejumlah mitos-mitos yang membuat cewek makin enggak akrab dengan teknologi. Salah satunya, ada ketakutan dari orang tua kalau cewek bersentuhan dengan teknologi. Beda dengan cowok. Kalau ada komputer, orang tua malah mendukung anak cowoknya bergaul dengan komputer. Tapi kalau cewek malah dilarang khawatir anak ceweknya terkena pengaruh buruk dari komputer. Pada akhirnya ini juga yang membuat cewek jadi phobia sama teknologi dan takut untuk mencobanya. Padahal kenalan dengan teknologi akan membuka banyak kesempatan dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan juga yang akan membuat cewek-cewek jadi lebih pintar dan jadi pribadi yang mandiri.
Inilah yang menjadi kepedulian dari Intel Indonesia. Bekerja sama dengan jurnal perempuan dan Plan Indonesia,Intel Indonesia mencanangkan kampanye "Women, Girls and Technology". Corporate Affairs Director Intel Indonesia, Deva Rachman, menjelaskan, "Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang bagaimana teknologi sangat bermanfaat bagi perempuan, terutama saat mereka menghadapi hambatan akses terhadap edukasi dan informasi, dan bahwa teknologi tidak selalu buruk selama kita menggunakannya dengan bijak".
Dalam pembukaan kampanye ini ada Nurul Indriyani, cewek assal Grobokan yang terpilih sebagai duta Because I am a Girls yang juga pernah dikirim ke PBB di New York untuk bercerita soal usaha mengkampanyekan penundaan perkawinan diusia dini diantara teman-temannya. SElain itu, di acara ini ditayangkan film dokumenter girl milik Plan Indonesia yang punya kampanye global Because I am a Girls. Di film dokumenter ini diceritakan gimana kisah cewek-cewek dari beberapa negara yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Duh, mengharukan sekaligus inspiratif banget. Kalau kita berminat nonton silakan klik ke www.plan-international.org/girl
(muti, foto: muti)