Tahu enggak, kalau perfilman Indonesia sudah mulai berkembang sejak era 1900-an? Di tahun ini, bioskop pertama Indonesia berdiri di Tanah Abang, Jakarta. Untuk melindungi arsip film-film masa lalu, pada tahun 1970 H. Misbach Jusa Biran dan SM Ardan mendirikan Sinematek Indonesia (SI). Sebuah lembaga swasta non-profit yang menyimpan arsip film-film Indonesia.
Sayangnya, kondisi SI sekarang tidak begitu baik. kurangnya dana berpengaruh pada profesionalitas tenaga kerja. Hal tersebut menjadikan SI tidak bisa menjaga dengan baik arsip film-film pada masa lalu. Banyak film yang tidak tersimpan dan terawat dengan baik, jadi beberapa ada yang rusak.
Tawaran dari Museum of Singapore
Januari 2010 lalu, Philip Cheah yang mewakili National Museum of Singapore menghubungi Lisabona Rahman, manajer program Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Cheah menawarkan untuk menerbitkan Katalog Film Indonesia karya JB Kristanto dalam bahasa Inggris. Penerbitan buku ini juga akan dibarengi dengan pemutaran film Indonesia klasik yang sudah direstorasi. Dan terpilih deh film Lewat Djam Malam karya Umar Ismail.
Kenapa dipilih film Lewat Djam Malam?
Lewat Djam Malam dipilih karena film ini memiliki kualitas naratif serta signifikansi historis yang luar biasa. "Film ini memuat sejumlah wawasan penting tentang masyarakat Asia Tenggara dan transisinya menjadi bangsa yang merdeka," ungkap JB Kristianto.
Selain itu Lewat Djam Malam pernah menjadi pemenang kategori film bioskop terbaik dalam festival film Indonesia dan beberapa penghargaan lainnya. Enggak heran dong, kenapa film ini yang dipilih untuk direstorasi kembali.
Lewat Djam Malam sendiri mengisahkan seorang mantan tentara yang berusaha kembali ke masyarakat. Selain menemui banyak rintangan dalam mendapatkan pekerjaan baru, dia juga menemukan fakta pahit yang membuatnya semakin marah terhadap hidupnya. Film Lewat Djam Malam ini akan diputar di bioskop mulai tanggal 21 juni 2012.
(ika)