Sam Claflin: Pengantar Koran Sebelum Jadi Finnick Odair

By Astri Soeparyono, Senin, 2 Desember 2013 | 16:00 WIB
Sam Claflin: Pengantar Koran Sebelum Jadi Finnick Odair (Astri Soeparyono)

Demi berubah menjadi Finnick Odair, Sam enggak kenal lelah nge-gym dua kali sehari, rela warna rambut dan kulitnya diubah, dan melahap ayam siang malam selama empat bulan. Wuih!

 

"Oh my God. How am I going to get a six pack so quickly?!" Sederet kalimat ini langsung muncul di benak Sam begitu ia berhasil mendapatkan peran sebagai Finnick Odair di film The Hunger Games: Catching Fire. Cowok Inggris ini merasa kalau fisiknya jauh dari gambaran karakter Finnick di novel. Padahal Sam memiliki lesung pipit dan mata berwarna hijau yang sama dengan Finnick, lho.

"Tapi, Finnick punya tubuh yang tinggi, rambut pirang, dan kulit berwarna kecokelatan. Sementara aku memiliki kulit pucat khas orang Inggris, rambut cokelat, dan enggak memiliki bentuk tubuh yang bagus. Aku berkata dalam hati, 'Sepertinya aku enggak bakal bisa memerankan tokoh Finnick'," curhat Sam.

Kekhawatiran Sam itu enggak berlangsung lama. Sesaat setelah ia terpilih, bermacam training wajib ia terapkan setiap hari selama empat bulan agar bisa berubah menjadi Finnick Odair. Hi-hi-hi. Mulai dari rutin nge-gym dua kali sehari, latihan berkelahi, sampai mengubah pola makan.

"Yup, aku hanya boleh makan ayam dan (sayuran) asparagus untuk makan siang dan malam. Sementara untuk sarapan aku makan dengan omelet dan oatmeal. Dan, menu itu aku makan setiap harinya selama empat bulan. It's depressing. I just want a burger and beer."

Penderitaan Sam enggak berakhir sampai situ. Rambut cokelatnya diubah menjadi pirang, lalu kulitnya disemprot pewarna agar menjadi kecokelatan. Dan, tadaaa... Sam pun berubah jadi Finnick.

"I'm very happy with the results. Aku harap aku bisa semirip Finnick yang selama ini dibayangkan para pecinta serial buku The Hunger Games."

Biar rela mengubah penampilannya demi sebuah karakter, tapi Sam enggak mau ketenaran dan kesuksesan bikin dirinya jadi orang yang beda.

"Aku bekerja keras untuk bisa seperti sekarang. Dulu aku pernah bekerja sebagai loper (pengantar koran) selama tiga tahun, tapi aku beruntung memiliki teman dan keluarga yang mendukung kerja kerasku. Yang paling penting untuk meraih mimpi adalah kerja keras dan tetap jadi diri sendiri. Don't try to be someone else, just because you think it might be right, and be proud of where you come from."

(isma, foto: hggirlonfire.com)