langit biru: melawan bullying dengan kamera video

By Marti, Senin, 14 November 2011 | 16:00 WIB
langit biru: melawan bullying dengan kamera video (Marti)

Mulai tanggal 17 November nanti, ada satu film Indonesia yang layak kita tonton, nih, girls. Judulnya Langit Biru. Film ini mengangkat isu bullying, sesuatu yang masih banyak terjadi di lingkungan sekitar kita, termasuk di sekolah. Melawan aksi bullying bisa dengan berbagai cara. Di film Langit Biru ini, tiga sahabat melawan bullying lewat kamera video. Hasilnya...di luar dugaan.

Di sekolah, pasti ada saja tukang bully. Sayangnya, banyak di antara kita pasrah kalau di-bully. Apalagi kalau yang nge-bully itu kelompok populer.  Dari hasil survey tercatat 43% pelajar di Jakarta, Bogor, Surabaya dan Yogyakarta pernah mengalami kekerasan di sekolah. Dan, di Amerika 1 dari 10 pelajar di-bully minimal satu kali seminggu. 

Yang menyedihkan,beberapa kasus bullying berakhir dengan bunuh diri. Kasus terakhir, September tahun ini ada seorang cowok bernama Jamey (14 tahun) bunuh diri setelah bertahun-tahun selalu diejek sebagai gay. Di Indonesia, tahun 2007 mahasiswa STPDN, Cliff Muntu dan Wahyu Hidayat juga meninggal karena dianiaya seniornya. Tragis ya!

 

Kasus bullying yang terjadi ini jadi inspirasi film Langit Biru. Film karya Lasja F. Susatyo yang diproduksi oleh Kalyana Shira Films dan Blue Caterpillar Films ini berkisah tentang persahabatan tiga siswa SMP, yaitu Biru (Ratnakanya), Amanda (Beby Natalie) dan Tomtim (Jeje Soekarno). Ketiganya bersahabat baik. Rumah mereka yang berdekatan membuat mereka selalu berangkat sekolah bersama-sama naik sepeda. Di kelas dan di kantin pun mereka selalu bersama. Tomtim yang sering jadi korban bullying Bruno (Cody McClendon) dan gang-nya. Seperti teman-teman yang lain, Tomtim sangat takut pada Bruno. Diisengin apa pun dia hanya bisa pasrah. 

Tapi Biru beda. Cewek ini selalu membela setiap Tomtim di-bully Bruno. Semua teman dan guru tahu kalau Bruno dan Biru itu musuh bebuyutan. Biru udah berusaha menahan emosinya agar enggak berantem melulu dengan Bruno. Namun Bruno dan gang-nya malah makin menjadi. Akibatnya perang saos di kantin pun tak terhindari. Semua siswa yang terlibat pun dihukum oleh Pak Kepala Sekolah.

 

    

Bruno enggak juga kapok. Biru akhir menemukan ide untuk membalas semua kelakuan Bruno. Untuk tugas sekolah, dia mengusulkan untuk merekam semua ulah Bruno agar jadi bukti betapa selama ini Bruno sering mem-bully semua teman. Berbekal dengan kamera video pemberian ayahnya, Biru, Amanda dan Tomtim mulai merekam segala aktivitas Bruno. Tentu saja secara sembunyi-sembunyi. Biru bahkan nekat mengikuti Bruno hingga ke rumahnya. Tapi setelah lama merekam segala aktivitas Bruno, ketiganya menemukan banyak hal yang menarik. Dan… ternyata ada sesuatu yang membuat Bruno bisa jadi tukang bully!

 

muti

foto: dok. kalyana shira films & blue caterpillar films