Minggu, 23 Oktober lalu, tepat jam 16.56 waktu Malaysia, dunia Moto GP kehilangan salah satu pembalap terbaiknya. Marco Simoncelli, pembalap muda asal Italia, meninggal setelah terjatuh di lap kedua Sirkuit Sepang, saat beraksi di Moto GP Malaysia. Colin Edwards (pembalap asal Amrik) dan Valentino Rossi yang enggak bisa menghindar dari kecelakaan ini menghantam motor dan kepala Marco di lintasan. Balapan pun langsung dihentikan saat itu juga.
Menurut Direktur Medis MotoGP, Michele Macchiogodena, Marco tewas 45 menit setelah tabrakan terjadi. Cowok berusia 24 tahun ini mengalami luka serius di kepala, leher, dan dada. Helm Marco yang terlepas di kecelakaan tersebut juga mendapat perhatian serius dari Moto GP. Helm yang digunakan Marco dengan merk AGV ini memiliki tiga lapis pengaman cangkang helm serta kunci yang sangat modern dan aman. Helm seharga enam juta rupiah itu juga dibuat dengan bahan Karbon-Kevlar yang tahan benturan. Enggak heran kalau Direktur Balapan MotoGP Paul Butler dan ketua penanggung jawab Sirkuit Sepang mengatakan akan melakukan investigasi terkait insiden helm Marco yang terlepas ini.
"Peristiwa kecelakaan ini cukup aneh, bagaimana mungkin helm di kepala Simoncelli terlepas. Jelas sekali perlu ada penyelidikan lebih dalam dari FIM (International Motorcycling Federation) dan Moto GP," ucap Mokhzani Mahathir, ketua penanggung jawab Sirkuit Sepang.
Karir Marco di dunia balap motor profesional berawal dari ajang Italian Minimoto Championship saat ia berumur 9 tahun. Tahun 2001, cowok yang akrab dipanggil Super Sic ini mulai eksis di kompetisi European 125cc. Setelah naik ke kelas 250cc, Marco akhirnya berhasil meraih kemenangan pertamanya di Italian GP tahun 2008. Prestasinya itu membuat tim Honda tertarik untuk merekrutnya di ajang MotoGP pada tahun 2010 lalu. Dan, Marco berhasil membuktikan kehebatannya saat meraih posisi keempat di MotoGP Portugal 2010.
Keberanian Marco melakukan berbagai manuver yang membahayakan dirinya dan lawan-lawannya membuat cowok berambut ikal ini dijuluki Super Sic. Pantas aja sepanjang musim 2011, Marco mengalami sekitar tujuh kecelakaan, beberapa di antaranya bahkan menyebabkan ia gagal menyentuh garis finish. Salah satunya insiden yang dialaminya terjadi saat beraksi di Sirkuit Estoril di MotoGP Portugal, awal Mei lalu. Marco mengaku waktu itu ia salah perhitungan karena menambah kecepatan saat motornya cenderung miring ke kiri. Ia pun tidak dapat menuntaskan balapan.
Sikap brutalnya selama di lintasan balap ternyata berbeda jauh dengan kepribadian Marco sehari-hari. "Di lintasan Marco emang terlihat gagah dan keras, tapi di kehidupan sehari-hari ia cowok yang manis banget. Ia udah seperti adik kecilku. I will miss him a lot," isi tweet Valentino Rossi sesaat setelah berita kepergian Marco. We're gonna miss you, Marco!