Taylor Swift: Hard Worker Girl

By , Sabtu, 29 Juni 2013 | 16:00 WIB
Taylor Swift: Hard Worker Girl (cewekbanget)

Di balik prestasinya menangin Grammy Awards dan memikat hati banyak orang sama lagu-lagunya, America's sweetheart ini bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh. Tay enggak mendapatkan semuanya dengan mudah, girls. "I'm the type of person, I have to study to get an A on the test," kata Tay.

Buat mendapatkan kontrak dari label rekaman, Tay harus menghabiskan bertahun-tahun buat berlatih jadi penyanyi yang baik. Tay juga enggak mahir bermain gitar dalam sekejap mata. Dia harus berlatih sampai bisa jago gitar kayak sekarang ini. "Aku harus bekerja keras buat mendapatkan deal buat rekaman dan aku menghabiskan waktu bertahun-tahun buat mendapatkan label yang bagus. Aku juga harus berlatih biar bisa bermain gitar dengan baik," curhat Tay yang suka banget sama kucing ini.

Selain berlatih bermain gitar, Tay juga harus menulis banyak lagu sebelum mendapatkan satu lagu yang benar-benar bagus. Lagu-lagu Tay yang enak didengar dan gampang diingat itu ternyata butuh banyak pengorbanan. "Aku harus menulis seratus lagu sebelum menulis satu lagu yang benar-benar bagus," ujar Tay.

Bicara soal lirik lagu, Tay paling senang menulis soal kehidupan, terutama soal cinta. "Hal yang aku sukai dari kehidupan adalah menulis tentang kehidupan, terutama bagian spesifik tentang memahami cinta. Soalnya, selama aku memahaminya, semua hal di dunia ini sebenarnya tentang cinta," cerita Tay.

Meskipun Tay punya topik yang dia sukai dalam menulis lirik, ternyata Tay masih suka kesulitan dalam meramu lirik jadi lagu yang catchy. Tay sampai enggak bisa berpikir tentang angle yang pas buat lirik-lirik lagunya! "Hal yang paling membuat aku gila dan enggak bisa berpikir adalah angle. Aku pikir aku harus memilih angle yang menarik, soalnya kehidupan pribadi aku enggak menarik. Aku pergi kerja dan aku pulang ke rumah," tutur Tay.

Banyak yang sinis sama lirik-lirik lagu Tay yang isinya curhat soal mantan pacarnya. Mereka bilang Tay menjadikan lagu-lagunya senjata buat menyindir mereka. Padahal Tay enggak pernah berpikir begitu, lho. "Aku enggak pernah berpikir menulis lagu sebagai senjata," cetus Tay.

Beda sama pendapat orang-orang yang menyindir Tay, ternyata selama ini dia menulis lagu buat mengobati rasa kehilangan. Tay juga menulis lagu buat mengobatinya dari rasa sedih. "Aku cuma berpikir menulis lagu adalah jalan buat membantu aku keluar dari rasa kehilangan, kesepian dan kesedihan yang aku rasakan," kata Tay.

Selain buat mengobati perasaan negatifnya, Tay juga menulis lagu dari hal-hal yang muncul di sekitarnya. Kayak percakapan bareng teman-temannya ataupun ide yang tiba-tiba muncul di pagi hari. "Itu semua juga ide yang tiba-tiba muncul di depanku waktu jam empat pagi, di tengah-tengah percakapan, di bis tur, mall, atau di toilet bandara. Aku enggak pernah tau kapan aku mendapatkan ide dan enggak pernah tau ide kayak apa yang bakal muncul," curhat Tay.

(lana, foto: vanityfair.com)