Chris Colfer: Soal Menulis, Dunia Sihir, dan Harry Potter

By Astri Soeparyono, Minggu, 24 Maret 2013 | 16:00 WIB
Chris Colfer: Soal Menulis, Dunia Sihir, dan Harry Potter (Astri Soeparyono)

Struck By Lighting masih masuk kategori film indie tapi sudah mendapat standing ovation saat pertama kali diputar di Tribeca Film Festival-New York. Berkat ini juga filmnya bisa didistribusikan secara luas. Selama film ini belum selesai, Chris selalu deg-degan kalau filmnya akan gagal di tengah jalan.

"Dari sebuah impian, akhirnya bisa terwujud juga. Aku waktu itu iseng aja, ada ide buat nulis dan mulai bikin skenario. Aku belajar sendiri dari buku Sofia Coppola, Marie Antoinette screenplay. Aku menghabiskan waktu berjam-jam baca itu. Aku bosan aja baca skenario yang ditujukan untuk orang seumuran aku yang umumnya tipikal," ucap Chris soal alasannya menulis skenario.

Cerita Struck by Lighting  banyak terinspirasi dari pengalaman Chris selama SMA yang tinggal di kota pinggiran (Clovis-Fresno Country-California) dengan penduduk yang masih kolot. Dia masih ingat gimana dulu sering di-bully di sekolah. Bedanya Chris waktu itu cuma bisa menundukkan kepala, sementara Carson, tokoh utama film, berani bersikap dan jenius.

 

Kepandaian Chris menulis skenario banyak dipengaruhi oleh hobinya membaca sejak kecil. Waktu kecil dia paling suka baca buku Chronicles of Narnia, semua buku Roald Dahl, buku dongeng klasik Peter Pan, Alice's Adventures in Wonderland dan pastinya serial Harry Potter. Chris bahkan sempat menulis surat ke J.K. Rowling, lho.

"Dulu aku kira J.K. itu beneran penyihir, aku sampai minta dia (lewat surat) supaya ngajak aku ke dunia sihir kalau dia jalan-jalan kesana. Aku dapat kiriman surat dari foto yang sudah ditandatangani dari fan club-nya. Aku taruh dibawa bantal selama berbulan-bulan."

Chris enggak pernah membatasi genre buku yang dibacanya. Malah sampai sekarang dia masih suka baca buku dongeng. Dia sekarang lagi senang buku Bad Cat (cerita bergambar tentang kucing). "Bukunya penuh dengan komentar-komentar lucu yang bikin aku ketawa. I would recommend it to anyone ," ucap Chris.

Dia juga merekomendasikan buku Marley & Me karena buku ini membuatnya menangis. "Kalau baca itu aku enggak gampang nangis, meskipun bukunya soal genocid atau penyakit. Paling bikin aku sedih dan marah dan aku tetap bisa mengontrol emosiku. Tapi kalau ceritanya sudah tentang keluarga dan binatang, aku bisa nangis sesenggukan. Oh iya, waktu Harry Potter selesai aku juga nangis. As it marked the end of era for me."  Kita juga nangis kok, Chris.

(muti, foto: celebs.com)