Di artikel Harper's Bazaar Indonesia, Sherly cerita kalau ia membutuhkan waktu yang lama untuk mencari karakter pada koleksinya. Diawali dengan ketertarikannya pada cara berpakaian 'abang-abang', Sherly memilih dan melahirkan gaya tahun 90-an pada setiap produknya. Menurutnya, warteg dan angkutan umum merupakan inspirasi terbesarnya dalam mewujudkan karya-karyanya.
Seperti yang diungkapkan di atas, enggak dalam waktu cepat Sherly mendapat inspirasi karakter koleksi fashion-nya. Ia cerita kepada Manual kalau awalnya cukup sulit bagi dirinya yang kurang benar-benar tahu tentang seni dan fashion. "Karena anak-anak di London tumbuh dikelilingi oleh fashion, seni dan museum. Mereka tahu apa itu pergerakan seni seperti surealisme dari usia muda di mana saat itu aku bahkan tidak tahu siapa itu Pablo Picasso." Dan... Begitu pula dengan ikon seni dan musik, mendiang David Bowie.
Tapi, rintangan tersebut justru jadi motivasi dirinya untuk berkreasi. Ia pun memutuskan untuk fokus pada hal-hal yang ada di sekitarnya di Jakarta. "Aku akhirnya beralih ke lingkungan sekitarku di Jakarta dan kebanyakan melihat mereka, abang-abang yang acuh tak acuh, di jalanan."
Lebih lanjut ditulis di Harper's Bazaar Indonesia, setelah merilis koleksi menswear, dalam sekejap, Sherly Hartono berhasil memikat buyer Opening Ceremony, yakni salah satu e-commerce terkemuka di Amerika.
Kepada Manual, Sherly mengungkapkan, "Aku sangat tersanjung sampai saat ini. Hal ini sesuatu yang berharga buatku. Saya terkejut ternyata mereka memahami apa yang saya lakukan. Mereka paham cerita apa yang hendak saya sampaikan."
(sumber: manual.co.id, harperbazaar.co.id, foto: hartono.info)